Chevron Dukung Program Pengendalian Perubahan Iklim Indonesia
Perwakilan Chevron, Pinto Laksono, Manager Social Performance Chevron Indonesia menyampaikan detail program dalam salah satu sesi diskusi di COP 23 UNFCCC, Bonn, Jerman, kemarin, 13/11/2017 dan dihadiri serta diikuti dengan antusias oleh pejabat pemerintahan nasional dan internasional, pimpinan lembaga internasional dan tokoh global terkait pengendalian perubahan iklim global (foto Chevron)
Jakarta (NK) – Indonesia hadir pada COP 23 United Nations Framework Covention On Climate Change (UNFCCC), Bonn Jerman, pada 6-17 Nopember 2017. Paviliun dengan tema ”A Smarter Worlf – Collective Actions for a Changing Climate” ini menyuarakan langkah dan strategi inovasi Indonesia terkait pengendalian perubahan iklim kepada dunia internasional. Paviliun Indonesia juga berbagi informasi mengenai program, isu-isu dan target pemerintah Indonesia terkait pengendalian perubahan iklim serta membuka kesempatan bagi kelompok bisnis Indonesia untuk mempromosikan produk dan berbagai program korporasi terkait perubahan iklim.

Perwakilan Chevron, Pinto Laksono, Manager Social Performance Chevron Indonesia melalui siara persnya mengatakan, dalam kesempatan ini, Chevron Indonesia terpilih dan diundang oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk hadir dan memaparkan program Maratua Ecotourism for Sustainable Small Island (MESSI) kepada dunia internasional. Program MESSI sebagai salah satu program Social Investment (SI) unggulan Chevron di bidang lingkungan hidup yang dikerjasamakan dengan Yayasan KEHATI yang memiliki fokus pada lingkungan hidup di Indonesia.
dituturkannya, Pulau Maratua di Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur merupakan salah satu pulau dari gugusan pulau pulau terluar Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi di dunia dan termasuk dalam area Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle) yang dilindungi. Tercatat terdapat lebih dari 1.000 species biota laut dan 832 species ikan karang di kawasan ini yang menjadi habitat penting bagi populasi penyu hijau (chelonia mydas) dan pari manta yang semakin langka keberadaannya.
Pulau Maratua, tambahnya, sangat rentan terhadap perubahan iklim sehingga menjadi penting bagi masyarakat untuk menyadari arti penting pelestarian keanekaragaman hayati yang ada dan bersiap terhadap perubahan iklim.
Chevron bekerjasama dengan Yayasan KEHATI melalui program MESSI berinisiatif untuk mendorong kesejahteraan ekonomi, partisipasi masyarakat dalam melestarikan keanekaragaman hayati dan kesiapan dalam menghadapi perubahan iklim. Program disusun untuk mengembangkan ekonomi produktif melalui ekoturisme berbasis keanekaragaman hayati, berbasis masyarakat dan berbasis kelautan. Juga meningkatkan kesadaran masyarakat dan partisipasi dalam konservasi keanekaragaman hayati dan perubahan iklim melalui kegiatan pendidikan dan penjangkauan serta mengembangkan komunikasi terpadu melalui forum multipihak, memanfaatkan berbagai saluran informasi dan pemasaran produk,”jelasnya.
Implementasi program MESSI ini, bebernya, meliputi kegiatan pengembangan paket ekowisata Maratua bagi masyarakat pulau Maratua (mencakup pelatihan panduan dan manajemen ekowisata, pelatihan perhotelan dan program homestay, pelatihan eco diving bersertifikat, dan pendirian Maratua Eco Dive dan lodge berstandart internasional). Selain itu juga dibuat program rehabilitasi terumbu karang, program sosialisasi dan pelestarian penyu hijau serta program pelestarian bakau. Semua program ini diharapkan mendukung peningkatan kesadaran masyarakat Maratua terhadap pelestarian lingkungan yang selain merupakan asset pulau Maratua untuk kelangsungan wisata alam, juga turut berkontribusi pada pengendalian perubahan iklim dunia. (ervan/nk/*)