PPU Terima Penghargaan Apresiasi Bentukan Kampung KB
PENGHARGAAN : Kepala BKKBN RI, Surya Candra Surapati menyerahkan penghargaan kepada Wabup, H Mustaqim MZ atas nama Pemkab PPU karena keberhasilan membentuk kampung KB di PPU, dimana pengahargaan ini hanya diberikan kepada tiga daerah saja
Hanya Tiga Daerah Penerima Penghargaan
PENAJAM (NK) – Pemkab Penajam Paser Utara (PPU) melalui Wabup, H Mustaqim MZ menerima penghargaan Apresiasi Pembentukan Kampung Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten PPU diserahkan oleh Kepala BKKBN RI, Surya Candra Surapati pada peringatan Hari Keluaraga Nasional ke 24 Tingkat Provinsi Kaltim, di Gedung Sport and Konfension Centre Kota Balikpapan (1/8).
Penghargaan kepada tiga Bupati/walikota pembentukan Kampung KB yang salah satunya adalah Kabupaten PPU diterimakan Wakil Bupati PPU H Mustaqim MZ, usai menerima penghargaan tersebut Mustaqim bersama Buapti/walikota lainya secara khidmat menyimak sambutan disampaikan Kepala BKKBN RI Surya Candra Surapati, Surya Candra menjelaskan bahwa penduduk tumbuh seimbang itu adalah 2,1 persen pertahun.
“Terkait hal itu kualitas manusia bisa diukur dari 2 hal, yaitu kompetensi dan karakter, kompetensi diukur dari rata-rata lama bersekolah, data terakhir menunjukkan bahwa rata-rata lama bersekolah anak Indonesia adalah 7,8 tahun, artinya rata-rata anak Indonesia itu SMP kelas 2 tidak selesai, berarti hanya punya ijzah SD, dapat dibayangkan jika seluruh penduduk Indonesia hanya berijazah SD kompetensi nya berarti kurang, sudah kompetensinya kurang karakternya juga lemah,” terang Surya.
Dulu terang dia di tahun 1977 seorang tokoh Indonesia Mukhtar Lubis membuat buku “Manusia Indonesia Merupakan Sebuah Pertanggungjawaban,” ia menguraikan bahwa ada 12 sifat manusia Indonesia yang harus dirubah, 40 tahu kemudian ini harus memang di rubah, Mukhtar Lubis mengidentifikasi bahwa manusia Indonesia itu munafik atau himokrit, enggan bertanggungjawab, berjiwa veodal, berjiwa veodal itu hanya menghamba pada harta dan tahta yang hanya bisa menginjak kebawah menyikut keatas, kekiri dan kekanan, masih percaya tahayyul, watak yang lemah, boros, lebih suka tidak bekerja keras, tukang menggerutu, cepat cemburu dan dengki, sok dan tukang tiru.
Kalau ini masih berlaku maka kita harus bisa merubah karakter manusia Indonesia tersebut melalui revolusi karakter bangsa sesuai dari Nawa cita nomor 8 yaitu revolusi karakter bangsa harus dijalankan melalui revolusi mental, karena meruba suatu keadaan harus dimulai dengan perubahan mental, perubahan pola piker, pola sikap dan pola tindak, sebetullnya rovolusi mental telah digaungkan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1957, bung Karno mengajak bangsa Indonesia untuk membangun karakter bangsa melalui revolusi mental,” jelasnya.
Dikatakannya revolusi mental kata bung Karno adalah gerakan hidup baru untuk menggembleng bangsa Indonesia menjadi manusia baru yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala sehingga terbentuk manusia yang berintegritas, beretos kerja dan bersemangat gotongroyong.
“Ajakan bung Karno tersebut telah layu sebelum berkembang, kita lupa pada pembangunan manusia, maka sekarang kita harus galakkan kembali, harus kita gaungkan kembali, karena kita harus merubah cara pandang, cara pikir dan sikap prilaku, membangkitkan kesadaran membangun sikap optimistis serta memajukan Indonesia yang berdaulat berdikari dan berkepribadian, revolusi mental, akan membentuk manusia yang berintegritas beretos kerja dan bergotongroyong,” tambahnya.
Bagaimana caranya melaksanakan revolusi mental tersebut, ditegaskannya mulailah dari diri sendiri, lakukanlah komunikasi segitiga, yaitu komunikasi dengan Tuhan, komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi dengan manusia lain, dengan kata lain komunikasi vertikal, komunikasi Intra personal dan komunikasi Horizontal (VIH), komunikasi VIH ini akan membuat manusia terhindar dari penyakit mental, yaitu Angkuh dan Sombong, Iri, Dengki dan Serakah (AIDS), dalam dunia kedokteran Penyakit AIDS ialah membuat kekebalan tubuh manusia menjadi lemah dan semakin lemah, maka penyakit ini merupakan cikal bakal lemahnya kualitas dan karakter manusia Indonesia.
Kita harus menerapkan ilmu bayi dalam kehidupan sehari-hari, bayi tidak pernah angkuh dan sombong, tidak pernah iri dan dengki, tidak pernah serakah, bayi hanya bisa tersenyum menangis dan tulus ikhlas, dan menebarkan kasih sayang, kita harus melaksanakan komunikasi VIH untuk mengindri penyakit AIDS karena itu adalah penyeb lemahhnya kualitas dan karakter bangsa ini, komunikasi VIH ini adalah sebetulnya mengamalkan nilai-nilai Pancasila, dalam kehidupan sehatri-hari sehingga kehidupan bangsa Indonesia yang berintegritasi, beretos kerja dan bersemangat gotongroyong,” ujarnya (humas8/nk/red)