HEADLINESamarinda

Sindikat Narkoba Antar Provinsi Berhasil Diringkus Polresta Samarinda

Sejumlah barang bukti narkoba yang disita pihak kepolisian

SAMARINDA(NK)- Jajaran Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Resor Kota Samarinda, Kalimantan Timur, mengungkap jaringan narkoba antar provinsi dan membekuk dua pelaku. Kepala Satuan Reskoba Polresta Samarinda KomPol Belny Warlansyah, menyatakan dua pelaku penyalahgunaan narkoba merupakan sindikat antarprovinsi. Keduanya yakni MA (38) dan Mus (34) ditangkap di jalan Kenangan, Gang Cahaya 2, Kelurahan Pulau Atas, Kecamatan Sambutan, pada Minggu (25/12/2016).

Pada penggerebekan itu didapati satu bal sabu-sabu seberat 49,94 gram dengan nilai + – RP65 juta  serta sepeda motor dan telpon seluler dari tangan MA. Sementara  dari tersangka Mus, polisi  menyita dua paket sabu-sabu seberat 40,35 gram senilai Rp52 juta, sebuah sendok takar dan sebuah telepon genggam.  Dari penyelidikan sabu-sabu yang disita dari dua tersangka itu merupakan kiriman seseorang dari Kota Pare-pare, Sulawesi Selatan.

Satu bal sabu-sabu yang disita dari tangan AM merupakan sisa kiriman dari Pare-pare, karena sebagian sudah dijual dan digunakan sendiri. Jadi, selain pengedar, AM juga menggunakan sabu-sabu itu,” ucap Belny Warlansyah.

Belny menambahkan jajarannya masih terus mengembangkan penangkapan dua pelaku penyalahgunaan narkoba sindikat antarprovinsi ini untuk mengungkap jaringannya.

“Kita masih terus kembangkan untuk mengungkap jaringan narkoba antar provinsi dari  kedua pelaku ini,” tambah Belny.

AM yang pertama kali ditangkap mengakui dirinya  menerima lima ball sabu-sabu dari Pare-pare pada pekan lalu. Selain itu Sabu-sabu itu juga diberikan kepada Mus untuk di edarkan. Dan semua itu dilakukan keduannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Saya hanya disuruh mengantar sabu-sabu itu, tetapi saya tidak tahu nilainya. Sabu-sabu itu saya terima sejak Kamis 22/12 sebanyak 5 ball dan yang disita itu merupakan sisa karena sebagian sudah saya jual termasuk yang disita dari Mus,” kata AM.

Pelaku lainnya Mus mengatakan terpaksa menjadi kurir sabu-sabu untuk memenuhi kebutuhan hidup, termasuk membeli susu buat anaknya.

“Saya terpaksa jadi kurir untuk biaya sekolah dan membeli susu anak saya dan  memenuhi kebutuhan hidup lainnya,” ujar Mus.(ant/nk/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.