Sosok Inovatif di Balik Benuo Taka (1)
Kini PPU Menjadi Kabupaten Kaya Inovasi dan Potensi
Catatan : Subur Priono
Humas Setkab PPU
Mungkin hanya sedikit yang menyangka Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU)
bisa sesukses seperti sekarang ini. Jika dulu banyak yang tidak memperhitungkannya,
sekarang tak ada lagi alasan untuk meragukan Kabupaten muda
di Kalimantan Timur (Kaltim) dengan berbagai potensinya ini.
Perjalanan untuk sampai ke PPU dimulai dari dermaga Kampung Baru di tepi Kota Balikpapan, jika ingin melakukan penyebrangan menggunakan jasa speedboat diantara ragam pilihan lainnya seperti Kapal ferry atau Kapal kelotok di daerah itu. Dengan jarak tempuh perjalanan sekitar 15 menit lamanya, dari sini, warna-warni Kabupaten PPU sudah dapat terlihat.
Sepanjang perjalanan, dapat disaksikan bagaimana Kabupaten PPU begitu berkembang pesat saat ini. Hitung mundur dari 15 tahun lalu, PPU hanyalah bagian yang tidak diperhitungkan. Namun kini, diusia mundurnya sejak pemekaran menjadi Kabupaten sendiri, PPU tiba-tiba berubah menjadi Kabupaten kaya inovasi dan potensi. Dari sebuah daerah yang tidak dipandang, sekarang punya segalanya hingga bergelimang penghargaan.
Bupati Inovatif dan Visioner
Sebagai bupati, program-program kerjanya tak cuma terbatas pada wilayahnya semata. Bupati Yusran Aspar justru merajut PPU hingga melebar ke daerah lain. Salah satunya, sebut saja seperti pembangunan Jembatan Tol teluk Balikpapan yang saat ini telah memasuki proses perampungan administrasi dan ditargetkan akan melaksanakan pemancangan tiang pancang pada tahun ini.
Terang saja, pembangunan jembatan ini bisa memberi dampak positif untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi mikro dan makro, serta kesejahteraan masyarakat Kabupaten PPU, Balikpapan dan sekitarnya. Terlebih jembatan yang membentang dari pantai nipah-nipah ke pantai melawai ini bakal menjadi ikon baru yang monumental bagi Kaltim, bahkan Indonesia, karena merupakan jembatan terpanjang di Indonesia.
Bisa dibayangkan potensi lanjutan yang bakal terdongkrak seiring adanya jembatan sepanjang 5,4 kilometer dan ketinggian 50 meter dari permukaan air pasang tertinggi itu. Selain bisa menghemat waktu hingga berjam-jam, potensi ekonomi dan wisata Kabupaten dan Kota ini bakal melejit. Jembatan dua pilar dengan lebar 33 meter ini pun menyempurnakan gagasan Yusran Aspar lainnya yang telah mengembangkan konsep Kota ditepian air (Waterfront City), yakni penyatuan sarana dan prasarana, mulai dari perkantoran, bisnis, pariwisata hingga insfrastruktur transportasi.
“Karpet merah Kabupaten PPU tidak sampai disitu saja. Ada satu jembatan lagi yang saat ini sedang dalam proses pengerjaan dan ditargetkan rampung pada 2019 mendatang. Jembatan Pulau Balang, inilah jembatan yang menghubungkan Kabupaten PPU menuju Kota Balikpapan dan Samarinda. Jembatan dengan dua bentangan yang melintasi pulau balang ini nantinyapun akan menjadi pintu masuk bagi perekonomian wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) menuju Kalimantan Timur (Kaltim), “jelas dia.
Tidak hanya itu, upaya menghubungkan Kabupaten PPU juga diwujudkan dalam pembangunan Pelabuhan Benuo Taka yang telah digunakan sejak awal 2016 lalu. Pelabuhan ini memang ditujukan untuk kegiatan Loading batu bara dan Crude Palm Oil (CPO) serta menjadi pelabuhan umum di Kawasan Industri Buluminung (KIB) PPU. Keberadaannya bahkan digadang-gadang menjadi pelabuhan ekspor untuk Kawasan Timur Indonesia.
“Ini menjadi salah satu sumber pendapatan Asli Daerah (PAD) yang juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, “kata Yusran Aspar.
Begitu pula dengan peningkatan drastis disisi kesejahteraan rakyat dan pelayanan publiknya. Bupati Yusran Aspar sejak awal mendorong rakyatnya untuk berani terjun kedunia usaha. Ia pun menggagas berbagai program yang langsung bersentuhan dengan masyarakat, salah satunya program Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan bunga terkecil di Indonesia yakni hanya 4 persen.
Program yang berkembang sejak 2005, dimana program ini jauh sebelum dicanangkannya program KUR dari Presiden di tahun 2007. Dana awal yang bergulir sebesar 7 Milyar ini bahkan sukses memutar uang hingga lebih dari 42 Milyar sampai dengan saat ini. Kemudian dana ini disalurkan kepada UMKM untuk pembelian alat mesin pertanian (Alsintan). Sedangkan sektor pertanian sendiri, memang menjadi primadona di kabupaten PPU. Sudah lama dan hingga saat ini PPU menjadi tulang punggung Kaltim dalam menjamin ketersediaan pangannya.
Ini belum termasuk trobosan lainnya seperti Ambulance Desa, kompor rakyat berbahan bakar kelapa sawit, WTP, Sawit rakyat, kredit pajale, hingga gagasan Role model pemukiman masyarakat desa yang terintegrasi dengan kandang sapi Desa Trunen dan sebagainya.Yang jelas berbagai pemikiran dan gagasan inilah yang menghantarkan namanya layak mendapatkan sejumlah penghargaan baik tingkat provinsi Kaltim, Nasional dan semoga tingkat Internasional dapat segera terwujud. (Bersambung…)