BalikpapanEdukasiHEADLINEIKN NUSANTARA

Guru Kaltim dan OIKN Bahas Dampak IKN Terhadap Dunia Pendidikan

BALIKPAPAN (NK) -  Sebanyak 30 orang perwakilan guru se Kalimantan Timur (Kaltim) bersama Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) melalui Kedeputian Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat OIKN melaksanakan forum diskusi membahas aspirasi dan harapan dampak IKN terhadap dunia pendidikan, Sabtu (15/7/2023) kemarin di Hotel Novotel Balikpapan. 

“Kami telah mengundang diskusi 30 orang guru hebat di Kaltim, untuk memberikan kesempatan kepada mereka menyampaikan aspirasi dan harapannya, terkait dengan rencana model pendidikan di IKN. Kegiatan ini kami akan terus agendakan,” ucap Deputi Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat OIKN, Alimuddin, kepada newskaltim, Senin (17/7/2023) di Penajam.

Forum diskusi bahas dampak IKN terhadap dunia pendidikan

Ia mengakui, telah mendengarkan semua harapan-hadapan para guru itu, kemudian nanti tentu akan disinkronkan dengan patron yang ada di IKN kini sedang disusun, karena keterlibatan guru-guru hebat Kaltim ini menjadi salah satu bagian penting bagi masyarakat Kaltim, dalam rangka menentukan frame atau kerangka-kerangka kebijakan di IKN.

Sehingga, tambahnya, semua terlibat pada bidang masing-masing,  adapun beberapa harapan para pendidik itu, yakni bagaimana membuat simple birokrasi di dunia pendidikan. Lalu bagaimana memberikan layanan pendidikan yang lebih efisien dan efektif.

“Misalkan, jangan lagi anak-anak sekolah dasar setiap hari terlalu lama berada di sekolah, sebab peserta didik tidak sekedar diajarkan ilmu pengetahuan saja, tetapi juga diberikan pelayanan penuh terhadap kebutuhannya. Termasuk bakat dan minat mereka ditangani oleh orang-orang yang profesional,” sebutnya. 

Selain itu, tambahnya, diharapkan pada pendidikan di tahapan sekolah dasar sudah dikenalkan kehidupan wirausaha. Karena seperti yang terjadi saat ini, banyak anak-anak milenial sudah bisa hidup di dunia ke wirausaha digital. 

“Mereka berharap disamping majunya pendidikan di IKN juga akan memberikan imbas positif kepada daerah-daerah mitra IKN. Tentu terhadap guru-guru yang nanti bertugas di enam kecamatan di wilayah IKN, harus segera ditingkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

“Tetapi dengan catatan mereka juga harus segera mengubah mindset atau pola pikirnya. Sehingga akan seiring dengan konteks percepatan peningkatan SDM guna mengisi pembangunan di IKN, untuk saat ini dan masa yang akan datang,” tutur Alimuddin. 

Ini akan melibatkan seluruh guru-guru yang ada di wilayah IKN untuk terus saling take and give terhadap best practice nya masing-masing. Lalu saling sharing ke sesama pendidik sehingga memunculkan sebuah rumusan-rumusan baru dalam melakukan pembelajaran ke peserta didik.

Konteks ini, ungkapnya, disebut pembelajaran yang berbasis pada komunitas. Bahwa mereka dalam pendidikan bukan hanya sekedar menjadi guru sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Tetapi diartikan siapapun yang memiliki potensi kemampuan dan keterampilan untuk diajarkan ke komunitas peserta didik sehingga ada kesempatan untuk sama-sama mendidik anak bangsa.

“Selain setiap hari Jumat kita aktif berbagi best practice, kita sebut dengan sedekah ilmu. Kami juga berharap sekolah-sekolah vokasi, mampu menghasilkan lulusan siap bekerja sesuai keahliannya,” tegas Alimuddin.

Libatkan Praktisi pendidikan dan Praktisi Pemerintahan Cabdis Wilayah 1 Balikpapan- PPU

Para guru dan Deputi OIKN Alimuddin foto bersama usai berdiskusi bahas dampak IKN terhadap dunia pendidikan

Sementara itu, guru SMA Negeri 1 Balikpapan, Dayang Suriani, peraih TOP 50 Teacher of The World, Varkey Foundation, UK dan World Role Model Forum, 2017 mengungkapkan, diskusi dengan tema “Prospek Pendidikan yang berdampak pada murid di IKN”, dihadiri 30 peserta dari praktisi pendidikan dan praktisi pemerintahan Cabang Dinas Wilayah 1 Balikpapan- Penajam Paser Utara, hadir pula beberapa praktisi pendidikan dari Kabupaten Paser. 

“Presenter lain yang juga mempresentasikan contoh pembelajaran matematika asyik, yakni Mochammad Bayu Nugraha, guru SMK Negeri 3 PPU, Juara 3 guru SMK inspiratif Cabdin Wilayah 1 Balikpapan-PPU,” imbuhnya.

Ia menjelaskan, kurikulum Merdeka telah diimplementasikan seluruh sekolah di Indonesia, jadi jawaban atas pembelajaran yang memberikan dampak pada peserta didik, bukan hanya dari sudut pandang proses belajar tapi juga hasil. Bahkan, Merdeka belajar dan mengajar, telah memberikan ruang terbuka peserta didik dan guru untuk mengexplore bakat dan keterampilan mereka masing-masing, melalui kemasan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna atau joyful and meaningful learning. 

Peserta diskusi, lanjutnya, juga menanyakan kesiapan IKN menjawab tantangan pendidikan yang pastinya akan banyak bermunculan, seperti para pendatang yang menginginkan sekolah-sekolah terbaik, bertaraf Internasional dibangun di IKN. Sehingga, Deputi mengajak para guru untuk bersama melakukan aksi total.

“Melalui terobosan-terobosan berdampak luas bagi masyarakat pemerhati pendidikan dari berbagai kalangan, tanpa terkecuali. Dengan tujuan melibatkan diri pendidik secara proaktif, sebagai content creator and actor bukan hanya sekedar keep watching and asking why?,” urainya.

Ia menambahkan, peserta diskusi sepakat ada enam Pekerjaan Rumah (PR) besar harus ditindaklanjuti praktisi pendidikan dan praktisi pemerintahan di wilayah IKN, agar prospek pendidikan yang direncanakan berjalan maksimal dan berkesinambungan. Adapun enam PR itu, pertama pengenalan Kewirausahaan harus diajarkan sejak dini termasuk UMKM, kedua guru TK harus berasal dari Sarjana PAUD.

Ketiga akselerasi program pendidikan guru penggerak, keempat IKN dan daerah mitra harus tumbuh bersama, dengan komitmen, “Saya adalah IKN dan IKN adalah saya”.  Kelima membangun sekolah kemitraan dengan sekolah unggul baik di Indonesia maupun Internasional. Keenam pendidikan vokasi dan dual track lebih diutamakan untuk membantu anak-anak berbakat, berpotensi namun tidak mampu untuk kuliah ke perguruan tinggi.

Untuk mencapai menjawab 6 PR besar tersebut, maka ada dua solusi dapat dilakukan untuk mewujudkan pendidikan yang berdampak dan berkesinambungan, pertama Building the bridge atau  bangun kemitraan seluas-luasnya terutama dengan orang atau tokoh yang mumpuni di bidangnya dan kedua Total Action atau lakukan aksi total dengan atau tanpa penghargaan. 

“Setiap kita harus beraksi sesuai dengan kompetensi masing-masing. Ask yourself, “What I can do to my country, not what my country can do to me?”  Jadikan inovasi, sinergi dan kolaborasi sebagai motivasi untuk bergerak dan menggerakkan IKN menuju Nusantara yang berdaulat dan bermartabat,” pungkasnya. (nk)