Chveron Mulai Studi Proyek IDD Kutei Basin Kaltim
Managing Director Chevron IBU, Chuck Taylor memberikan penjelasan kepada Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi dan Kepala Unit Percepatan Proyek IDD SKK Migas, Nurwahidi dalam kunjungan ke fasilitas produksi Lapangan Bangka – Proyek IDD di unit produksi terapung West Seno, lepas pantai Kaltim (Foto Chevron)
Taylor : Kontrak Diharapkan Selesai 2018
JAKARTA (NK) – Chevron Indonesia telah mengumumkan sudah memulai kegiatan studi untuk mendalami lebih jauh alternatif pengembangan Proyek Gendalo-Gehem, yang merupakan tahap kedua dari Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) di Kutei Basin, Kalimantan Timur (Kaltim).
Tahap pertama dari Proyek IDD, yakni Proyek Bangka, sudah berproduksi sejak Agustus 2016 dengan kapasitas terpasang 110 juta kaki kubik gas dan 4.000 barel kondensat per hari. Hingga saat ini, enam kargo Gas Alam Cair (LNG) hasil produksi Lapangan Bangka telah dikapalkan dari Terminal LNG Bontang, sebagai bagian dari Perjanjian Jual-Beli LNG Proyek Bangka dengan Pertamina selama lima tahun.
Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit (IBU), Chuck Taylor, Rabu (13/12/2017) melalui siaran pers kepada newskaltim.com menyampaikan, tentang kegiatan studi Proyek IDD tersebut dalam acara penandatanganan kontrak, yang disaksikan oleh Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi di atas unit produksi terapung West Seno, fasilitas di mana gas Lapangan Bangka diproses.
Chevron telah menjadi mitra utama dalam pemenuhan kebutuhan energi Indonesia selama lebih dari 90 tahun, menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan mendukung pengembangan masyarakat di area kami beroperasi,”kata Taylor.
Penandatanganan dua kontrak ini, lanjutnya, terkait studi kelayakan pekerjaan keteknikan dan desain proyek IDD yang akan dikerjakan oleh PT Worley Parsons Indonesia untuk lingkup bawah laut (subsea) dan PT Tripatra Engineering untuk lingkup fasilitas produksi, merupakan kemajuan yang signifikan bagi proyek yang akan memberikan manfaat mendasar bagi masyarakat dan Pemerintah Indonesia.
“Kegiatan studi ini akan mendalami alternatif-alternatif yang dapat menurunkan kebutuhan biaya kapital secara signifikan dan meningkatkan tingkat kelayakan proyek. Kami menghargai dukungan Pemerintah Indonesia untuk Proyek IDD yang telah dimasukkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional,”tambah Taylor.
Ia berharap, pekerjaan dalam kontrak-kontrak tersebut diharapkan selesai pada 2018. Proyek IDD tahap kedua diperkirakan memiliki potensi total produksi gas alam sekitar 3 triliun kaki kubik. Sementara itu, Chevron (operator) memegang 63 persen saham kepemilikan di Proyek IDD (secara agregat), bersama mitra joint venture lainnya yaitu Eni, Tip Top, PHE dan para mitra Muara Bakau.
Menurutnya, Chevron merupakan salah satu perusahaan energi terintegrasi terdepan di dunia dan melalui anak-anak perusahaan di Indonesia telah beroperasi di negeri ini selama 93 tahun. Dengan inovasi dan komitmen karyawan.
Taylor menegaskan, pihaknya memiliki keahlian dan dedikasi tinggi. Bahkan Chevron Indonesia menjadi salah satu produsen minyak mentah terbesar di Indonesia, berasal dari lapangan-lapangan migas darat miliknya yakni di Riau, Sumatera dan lapangan-lapangan migas lepas pantai di Kaltim.
“Kami telah memproduksi lebih dari 13 miliar barel minyak untuk pemenuhan kebutuhan energi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam mengoperasikan blok migas, Chevron bekerja di bawah pengawasan dan pengendalian SKK Migas berdasarkan kontrak kerja sama atau Production Sharing Contract (PSC). Oleh karena itu, untuk informasi lebih lanjut mengenai Chevron di Indonesia kami persilahkan masyarakat mengunjungi www.chevronindonesia.com,”pungkasnya.(ervan/nk/CCT)