HEADLINETNI - POLRI

Polres PPU Minta Petani Jaga Ketahanan Pangan Selama Kemarau

PENAJAM (NK) – Ditengah melonjaknya harga beras dipasaran yang disebabkan beberapa faktor salah satunya adalah fenomena alam yaitu musim kemarau sangat berdampak bagi para petani padi hampir diseluruh wilayah Indonesia termasuk di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim). 

Demikian dikatakan, Kapolres PPU, AKBP Hendrik Eka Bahalwan, SH. SIK melalui Kasat Intelkam AKP, Juwadi diwakilkan Kanit 2 Sat Intelkam, IPTU Hartono saat menemui Ketua Kelompok Tani Intan Jaya, Desa Gunung Intan, Babulu, PPU, Chusain, Minggu (24/9/2023). 

“Kecamatan Babulu PPU merupakan wilayah Swasembada Beras atau lumbung padi di Kaltim, diharapkan mampu menjaga ketahanan pangan selama musim kemarau yang telah berlangsung beberapa bulan ini,” ujarnya. 

Ia juga meminta agar para petani bersabar di tengah musim kemarau saat ini melanda  dan kreatif dengan menanam tanaman Palawija, sambil menunggu datangnya hujan. 

“Kepada para petani demi menjaga ketahanan pangan kami juga meminta agar tidak melakukan alih fungsi lahan,” tegas Hartono. 

Demi mendukung pemindahan Ibu Kota Nusantara (IKN), lanjutnya, dan perpindahan penduduk ke IKN di Kecamatan Sepaku, maka perlunya pemeliharaan dan peningkatan hasil produksi pertanian para petani padi di Kecamatan Babulu. Karena ketahanan pangan merupakan faktor utama demi keberlangsungan hidup masyarakat. 

Pada kesempatan itu IPTU Hartono memberikan bantuan secara simbolis kepada Chusaini selaku Ketua Kelompok Tani Intan Jaya, berupa alat pertanian berupa Artco, semprotan dan cangkul, dengan harapan dapat membantu para petani sawah meningkatkan produksi beras.

“Kami juga mengimbau agar petani ini mendukung pemindahan IKN dalam hal ketahanan pangan. Serta bersinergi dengan pihak Kepolisian yakni Polres PPU, guna memelihara situasi Kamtibmas yang aman dan kondusif,” tukasnya..

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Intan Jaya Chusaini membeberkannya, anggota kelompok tani yang dipimpinnya hingga kini mencapai 30 orang khusus kelompok tani Padi, jelasnya sangat  merasakan dampak akibat kemarau itu.

“Melonjaknya harga beras dipasaran memberikan kabar baik bagi para petani padi, namun kami tidak dapat memaksimalkan kenaikan harga beras, tersebut akibat dilanda kemarau dan sawah mulai mengering,” sebutnya.

Saat ini, lanjutnya, anggota Kelompok Tani Intan Jaya tidak ada yang melakukan aktivitas bertani. Karena sawah mereka kering. Sehingga petani kini sangat berharap turunnya hujan serta adanya bantuan dari pemerintah. 

“Kepala Badan Pangan Nasional telah mengeluarkan Peraturan Nomor 7 Tahun 2023 yang mengatur tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) Beras dalam skala Nasional. Kalimantan masuk dalam zona dua dengan HET beras medium Rp11.500 per kilogram, sementara beras premium menjadi Rp14.400 per kilogram,” pungkasnya.(nk)