ADVERTORIAL - PARLEMENTARIAHEADLINEKaltimPPU

Sekda dan Kapolres PPU Ikuti Vicon Dengan Kapolri dan Dua Menteri

VICON : Sekda PPU, H. Tohar bersama Kapolres PPU, AKBP Teddy Ristiawan langsung melakukan diskusi usai melaksanakan Vicon dengan Kapolri dan Mentan dan Mendag RI siang kemarin.

Kebutuhan Beras Sebagai Penyumbang Inflasi dan Kemiskinan Terbesar di Indonesia

PENAJAM (NK) – Sekretaris Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Tohar ikuti giat Video Conferensi (Vicon) dari  Kapolri bersama  Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan dan Ketua KPPU di ruang Vicon Mapolres Kabupaten PPU, Selasa, (1/8) kemarin.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan agenda  diantaranya pembahasan tentang Inflasi daerah, ketersediaan  komunitas utama kebutuhan pokok bagi masyarakat, persoalan Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), serta isu-isu aktual yang berkembang saat ini. Hadir juga dalam kegiatan ini, Kapolres PPU, AKBP Teddy Ristiawan dan jajarannya serta OPD terkait dilingkungan Pemkab PPU.

Usai kegiatan itu Tohar mengatakan  inflasi di Kabupaten PPU dan beberapa daerah sekitarnya seperti Balikpapan dan Samarinda sesungguhnya banyak terjadi ketika daerah sedang menghadapi cuaca ekstrim atau angin kencang seperti saat ini.

Mengapa demikian kata Tohar, karena sebagian besar kebutuhan pokok yang ada dibeberapa wilayah seperti Kabupaten PPU, Balikpapan dan Samarinda masih didatangkan atau dipasok dari luar daerah seperti Sulawesi dan Jawa yang penyalurannya sebagian besar menggunakan moda transfortasi kapal laut. Sehingga ketika cuaca ekstrim atau angin kencang seperti saat ini pendistribusian akan terkendala.

“Dengan kondisi seperti saat ini, biasanya akan menjadi kendala bagi pendistribusian kebutuhan daerah kita yang pada akhirnya berdampak pada ketersediaan bagi stok yang ada dipasaran. Kemudian dari asfek kebijakan, kita yang bisa mengambil alih langsung terkait dengan kebijakan nasional tersebut, “kata Tohar.

Kemudian lanjut Tohar, yang biasa dilakukan terhadap cuaca ekstrim seperti saat ini pemerintah daerah hanya bisa menghimbau kepada para suplayer atau distributor besar di daerah agar bisa menjaga ketersediaan stok kebutuhan pangan yang ada. Cuaca ekstrim itu kata dia, biasanya terjadi pada bulan Juli, Agustus hingga september ini, ketika musim hujan telah tiba, semua kembali normal seperti biasa.

“Jadi nanti harapan kami Satuan Tugas (Satgas) yang membidangi masalah pangan dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bisa saling sinergi dan saling tukar informasi dalam rangka pengendalian itu, “pungkas Tohar.

Sementara itu dalam Video Confrensi, dalam arahannya Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan ada banyak komonitas strategis kebutuhan pokok bagi masyarakat  di Indonsia seperti bawang merah, cabai, kentang dan sebagainya. Namun kata dia yang menjadi penyumbang terbesar bagi inflasi dan kemiskinan adalah kebutuhan pokok berupa beras.

Menurutnya, kebutuhan pokok beras saat ini menjadi penyumbang inflasi dan kemiskinan di Indonesia hingga 26 persen dari kebutuhan lainnya, kemudian disusul oleh kebutuhan rokok. Sementara kebutukan lainnya hanya berada pada kisaran 2 hingga 3 persen saja.

“Ada yang membandingkan bahwa kebutuhan  beras dengan peralatan-peralatan motor   atau seperpak motor itu sama sesungguhnya salah. Karena kita walaupun selama sebulan tanpa motorpun kita masih dapat hidup, tetapi jika sebulan tanpa beras apa yang terjadi pada manusia. Tugas kita saat ini bagaimana menekan inflasi yang terjadi, “jelasnya. (Humas6/red/nk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.