Termakan Janji Gaji Besar, Akhirnya terlantar bersama anaknya
SAMARINDA (NK) – Faizin (34) pria asal Desa Jejeg RT. 005 RW 006 kecamatan Bumi Jawa, kabupaten Tegal sekitar dua tahun lalu merantau ke Gunung Makmur kecamatan Antang Kalang kabupaten Kotawaringin Timur bersama Winarti (29) istrinya dan anaknya Muhammad Zigni Ilman dan diterima bekerja di perusahaan perkebunan sawit.
Setelah dua tahun bekerja di perusahaan perkebunan sawit di PT. Karya Makmur Bahagia Mulya Agung Estate di Antang Kalang, Faizin tergiur dengan tawaran bekerja di perusahaan lain yang jauh dari tempat dia bekerja sebelumnya.
“Saya dapat tawaran kerja melalui Facebook info loker sawit, dengan bidang pekerjaan pemanenan buah kelapa sawit dan pengangkut hingga di jalan poros di daerah Kal-Tim. Kami berangkat bersama 10 orang lainnya ke Kecamatan Barong Tongkok,” kata Faizin sambil memangku anaknya yang ditemui media ini di rumah singgah terpadu Dinsos kota Samarinda, Senin siang, 24 Oktober 2022.
Menurut Faizin mereka berangkat bekerja dari desa gunung makmur, kecamatan Antang Kalang, kabupaten Kotawaringin Timur (depan mess dimana istri bekerja) dijemput oleh mandornya yang bernama Fauzi menggunakan travel.
“Waktu itu ada 10 orang lainnya dan saya membawa anak Muhammad Zigni Ilman (5) karena tidak mau pisah dengan saya. Jadi saya bawa.” ucapnya.
Saya beranikan diri berpisah dengan istri yang sudah bekerja di perusahaan sawit di devisi pemeliharaan, karena perjanjian awal di perusahaan PT Kruing di Kutai Barat itu besar gajinya.
“Gaji dijanjikan Rp7juta sebulan, ternyata hanya Rp700 ribu dibayarkan perbulan. Saya dua bulan bekerja terpaksa melarikan diri. Kawan-kawang yang bareng berangkat dari Antang Kalang dengan saya sudah pada kabur duluan, saya kloter terakhir ini dibantu kawan sesama karyawan asal Timor ditumpangkan truk material.” ungkap Faizin.
Dijelaskannya, berangkat dari lokasi sawit dibantu orang Timor naik truk, sejak hari Sabtu 15 Oktober 2022, sampai Bontang Jum’at 21 Oktober, selama seminggu saya diajak muter-muter sopir truk bawa materaial dan Jumat lalu diturunkan di Terminal Bontang, dari Bontang naik bis, diturunkan di terminal Lempake, terus diantar ojek ke kantor polisi.
“Naik bisnya tidak bayar. Cuma untuk makan terpaksa saya jual HP. Diantar ojek pangkalan di terminal ke kantor polisi juga ditolong aja. Dan dari kepolisian diantar ke dinas sosial, dan diinapkan di rumah singgah disini,” ucapnya.
Faizin berharap ada pihak yang bisa membantu membiayai dia pulang kembali ketempat istrinya bekerja di desa Gunung Makmur, kecamatan Antang Kalang, kabupaten Kotawaringin Timur.
“Terus terang HP saya jual untuk makan, alhamdulillah ini dibantu dari dinas Sosial diberi tempat untuk istirahat sambil menunggu ada pihak yang ikhlas membantu memulangkan kami,” kata Faizin penuh harap.
Sementara itu Agus Setiawan Kepala Rumah Singgah Terpadu Dinas Sosial Kota Samarinda membenarkan bahwa Faizin bersama anaknya sejak hari Jum’at diantar kesini oleh Dinas Sosial.
“Ini sudah ditangani oleh ibu Erna, yang membidangi orang terlantar. Semoga ada jalan keluar, ” kata Agus.
Disampaikan Agus, pihak Rumah singgah terpadu siap menampung sekitar 7 hari, kita lihat perkembangannya. Jika belum ada solusi pemulangan bisa ditambah lagi. Yang penting kami usulkan ke atasan, jika disetujui bisa lebih lama tinggal di rumah singgah ini.
Sementara itu, Erna dari Dinas Sosial Kota Samarinda yang membidangi orang terlantar menyampaikan bahwa kasus seperti ini cukup banyak. “Seharusnya mereka melapor dimana kejadiannya. Misalnya di Kutai Barat ya lapor disana, lebih pas penanganannya. Kalau di Samarinda ini kan dapat imbasnya saja. Jadi agak sulit mencarikan jalan keluarnya,” Ucap Erna yang datang ke rumah singgah terpadu untuk memverifikasi adanya orang terlantar, Senin siang, (24/10/22).
“Kita membantu orang niatnya baik, cuma jika dijadikan modus, ini yang harus di waspadai. Karena ada beberapa kasus mereka mengaku tidak punya apa-apa, tapi ternyata petualang dari satu kota ke kota lain. Rumah singgah ini seperti dijadikan hotel gratis saja. Nginap gratis makan dikasih,” wanti-wantinya. (Mun/NK)