HEADLINEKaltimPPU

2017 Tahun Berkah Bagi Petani PPU

Panen : Petani di Kecamatan Babulu saat memanen hasil pertanian padi miliknya, dimana 2017 ini menjadi tahun berkah bagi petani di daerah tersebut karena dalam satu tahun mampu panen sebanyak tiga kali, namun sayang petani kekurangan tenaga kerja panen sehingga mereka mengambil tenaga dari luar daerah


Setahun Tiga Kali Panen, Petani Babulu Kekurangan Tenaga Kerja 

PENAJAM (NK) – Tahun 2017 ini dapat dikatakan tahun berkah bagi seluruh petani di Kecamatan Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Betapa tidak, karena pada tahun-tahun sebelumnya sebagian besar petani hanya mampu melakukan tanam padi sekali setahun kali ini mereka mampu melakukan tanam hingga tiga kali setahun.

“Ini merupakan berkah yang patut kita syukuri. Karena biasa kami hanya bisa melakukan tanam sekali dalam setahun, tetapi untuk 2017 ini bisa tanam hingga tiga kali setahun, alhamdulillah kami bersyukur sekali,“ ungkap Suyitno petani Desa Gunung Mulia kecamatan Babulu Kabupaten PPU saat bincang-bincang, Minggu (3/9/2017) lalu .

Selama ini kata Suyitno, petani di kecamatan babulu sebagian besar masih mengandalkan irigasi persawahan mereka dengan sistem tadah hujan, sehingga setahun biasanya petani disana hanya sekali tanam. Namun untuk 2017 ini, curah hujan sejak awak tahun  hingga akhir tahun 2017 ini masih cukup tinngi sehingga petani mampu melakukan tanam hingga tiga kali.

Sebagian besar petani disini  telah memasuki tanam ketiga dalam tahun ini. Bahkan karena banyaknya jumlahnya panen, para petani di kecamatan Babulu kekurangan tenaga kerja  panen padi mereka sehingga mendatangkannya dari luar PPU,” jelas Suyitno.

Ia mengatakan hingga saat ini sebenarnya yang menjadi persoalan utama bagi petani di kecamatan babulu adalah irigasi bagi pertanian mereka. Jika terjadi musim kemarau yang cukup panjang, maka sebagian besar petani tidak dapat melakukan tanam padi.

Dirinya berharap solusi terbaik dari pemerintah daerah maupun pemerintah provinsi kaltim untuk irigasi pertanian di kecamatan babulu harus segera terwujud. Menurutnya walaupun pembangunan itu harus dikerjakan dalam jangka waktu yang panjang jika itu telah pasti tidak menjadi persoalan.

“Irigasi yang dilakukan melalui pipanisasi pertanian di kecamatan babulu selama ini dirasa juga masih kurang efektif bagi pertanian. Kami berharap pembangunan bendungan Talake dapat yang merupakan gagasan Bupati PPU dapat terwujud. Walaupun pembangunannya dilakukan dalam waktu panjang 10-15 tahun kedepan tidak menjadi persoalan asal segera dimulai untuk anak cucu kami nanti,” ungkapnya.

Sementara itu petani lainnya, Dahlan asal Desa Sumber Sari babulu darat mengatakan sesungguhnya petani di kecamatan babulu walaupun tidak melalui pembelajaran, sebagian besar telah mengerti tentang bertanam yang baik. Hanya saja lanjutnya, persoalan air hingga saat ini masih menjadi masalah utama bagi petani di kecamatan babulu.

“Ya kami bersyukur tahun ini curah hujan di PPU cukup tinggi, sehingga petani dapat melakukan tanam hingga tiga kali setahun. Kita bersyukur sekali, namun kami berharap ada solusi terbaik dari pemerintah untuk irigasi pertanian kita, khususnya jika musim kemarau sedang berlangsung,” ungkapnya.

Dalam bincang-bincang ini, Dahlan mengatakan dirinya mengelola atau memiliki lahan padi seluas 5 haktare. Pada tahun 2017 ini setiap hektare sawah miliknya mampu menghasilkan 80 karung gabah kering dengan estimasi setiap karung berisi 50 kilogram gabah kering dengan harga Rp. 3500 rupiah/kilogram. (iyan/Humas6/nk/red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.