HEADLINEKaltimOlahragaPPU

Berakhir Ricuh, PS Penajam Utama Juara Soeratin Kaltim 2018


PENAJAM (NK) – Tim sepak bola PS Penajam Utama Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU),akhirnya berhasil meraih juara pertama Liga Soeratin U-17  Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tahun 2018 dan berhak melaju ketingkat nasional yang bakal digelar di Bali atau di Magelang Provinsi Jawa Tengah (Jateng), meskipun dalam laga final berakhir dengan ricuh dan wasit terpaksa menghentikan pertandingan.

Dalam laga final yang digelar di Stadion Panglima Sentik PPU, Minggu (06/01/2019) PS Penajam Utama bertemu dengan PS Bontang, dimana pada babak pertama anak – anak asuhan Alimuddin tersebut berhasil mendapat point peluang gol berupa tembaka penalti, karena seorang pemain Bontang melakukan pelanggaran di kotak penalti dan kesempatan itu tidak disia – siakan sehingga posisi skor 1 – 0 untuk Penajam Utama.

Bupati PPU, AGM mengalungkan mendali emas kepada seluruh pemain, maneger dan pelatih PS Penajam Utama yang berhasil meraih juara juara Soeratin Kaltim 2018

Ketika itu, sejumlah maneger dan pelatih PS Bontang sempat melakukan protes kepada wasit pertandingan karena mengulang tembakan penalti yang dilakukan oleh PS Penajam Utama. Wasit mengulang hukum penalti tersebut karena beberapa pemain Bontang berada di dalam garis 16 sebelum bola ditendang.

Skor 1- 0 untuk PS Penajam Utama bertahan hingga babak kedua, namun memasuki babak kedua ketika terjadi pelanggaran di garis 16 gawang PS Penajam Utama, sehingga wasit menghadiahi Bontang berupa tendangan dalam kotak 16 dan gol, namun wasit menganulir gol tersebut, karena sebelum terjadi gol hakim garis mengangkat bendara tanda terjadi pelanggaran oleh pemain PS Bontang saat berebut bola di depan gawang PS Penajam Utama.

Kejadian ini langsung direspon oleh para pemain, maneger dan pelatih PS Bontang dengan melakukan protes serta melakukan pemukulan terhadap wasit hakim garis. Karena situasi sudah tidak terkendali lagi akhir wasit menghentikan pertandingan dengan kemenangan PS Penajam Utama skor 1-0.

Aksi saling kejar dan baku pukul berlanjut hingga ke pinggir lapangan. Bahkan piala bergilir Soeratin tingkat Nasional yang berhasil diraih PS Penajam Utama tahun 2017 silam juga dirusak oleh kubu PS Bontang. Setelah semua berhasil direda, akhirnya panitia memutuskan untuk segera menyerahkan mendali dan piala Soeratin Kaltim kepada PS Penajam Utama.

Usai penyerahan mendali dan piala, Bupati PPU, Abdul Gafur Mas’ud (AGM) kepada wartawan mengatakan, Liga Soeratin tingkat Kaltim ini telah dimenangkan oleh PS Penajam Utama, meskipu ada sedikit kendala di lapangan, tapi itu biasa terjadi dalam dunia persepakbolaan di Indonesia.

“Namun saya berharap kedepan kita itu bertanding untuk bersanding agar melahirkan pemain – pemain muda di kancah nasional bahkan internasional,”ujarnya.

Selain itu, AGM berharap PS Penajam Utama dapat mempertahankan gelarnya sebagai juara Soeratin tingkat nasional dan PS PPU bisa naik tingkat karena saat ini berada di liga tiga nasional.

“Terkait dengan dukungan moril sudah kita lakukan dan untuk dukungan materiil akan kita pikirkan agar PS Penajam Utama dapat menjuarai kembali liga Soeratin tingkat nasional tahun 2019 ini,”tukas AGM.

Terpisah Ketua Asosiasi Kabupaten PSSI PPU juga manager PS Penajam Utama, Alimuddin menuturkan seluruh laskarnya telah bermain dengan baik dan mampu meraih juara umum dalam liga Soeratin tingkat Kaltim dan segera melaju di tingkat nasional.

Sementara itu, terkait dengan insiden dari babak pertama dan kedua pertandingan, hingga akhirnya wasit menghentikan pertandingan dengan kemenangan PS Penajam Utama skor 1-0, Alimuddin menegaskan, masalah itu dirinya tidak ingin mengkomentari karena semua keputusan berada ditangan wasit.

“Saya minta maaf atas kejadian tersebut, tetapi saya merasa tersinggung piala nasional punya negara dihempas oleh oknum tidak bertanggungjawab. Piala itu bisa dilihat telah rusak dan perbuatan perusakan itu tidak boleh dilakukan. Kalau melampiaskan emosi boleh saja tetapi jangan ke piala itu, sebab kami memperolehnya tidak mudah,”tegas Alimuddin.

Terkait ancaman yang mungkin diberikan Komisi Disiplin (Komdis) kepada panitia atas insiden tersebut, dirinya mengungkap tidak mengetahui dan itu merupakan urusan Komdis, dan yang perlu diketahui pihaknya telah mengikuti rules of game atau aturan main di dalam lapangan dan luar lapangan.

“Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh penonton yang sudah memperlihatkan menjadi suporter yang sangat bijaksana dan ketika terjadi insiden tidak masuk ke lapangan. Yang jelas target kami ada mempertahankan gelar sebagai juara Liga Soeratin U-17  tahun 2019 ini,”pungkasnya.(nav/nk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.