Gelar Silaturahmi Antarumat Beragama demi Jaga Persatuan
SAMARINDA (NK) – Penyuluhan hukum empat pilar kebangsaan bergulir di Samarinda pada Rabu (8/2/2023). Agenda yang diinisiasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kaltim itu berlangsung di Aula Kanwil Kemenag Kaltim. Mulai tokoh agama, majelis agama, tokoh perempuan, serta tokoh pemuda lintas agama duduk satu ruangan. Mereka saling sepakat untuk selalu menjaga persatuan dalam bingkai Kebhinekaan.
Kepala Seksi Sosial Budaya dan Masyarakat pada Asintel Kejati Kaltim, I Gede Eka Sumahendra menegaskan, kata Bhineka bermakna berbeda-beda tetapi tetap satu pada hakikatnya. Semboyan tersebut pun ditegaskan tercantum dalam Pasal 36A UUD 1945. “Untuk mempersatukan masyarakat yang beragam, perlu adanya toleransi yang tinggi antar-kebudayaan. Sikap saling menghargai antar-golongan, mengenali dan mencintai budaya lain,” katanya.
Dia pun mencontohkan pada isu yang tengah berkembang saat ini. Yakni penolakan terhadap pekerja luar daerah yang didatangkan untuk pembangunan IKN Nusantara. “Tentunya perlu dicermati bersama soal isu tersebut. Apakah penolakan itu murni dari masyarakat lokal IKN atau isu tersebut ditunggangi oleh kelompok untuk kepentingan tertentu. Jangan sampai isu meluas dan berpotensi meretakkan Kebhinekaan yang telah terbangun selama ini, khusunya di wilayah Kaltim,” harap Gede.
Di sisi lain, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama RI Kaltim Abdul Khaliq membeber, berdasarkan data Kemenag RI, indeks kerukunan di Kaltim adalah 7,5. Itu termasuk dalam kategori baik. “Pesan Sekjen Kemenag untuk mendata dan deteksi dini terkait hal-hal yang berpotensi menimbulkan ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dalam masyarakat,” sebutnya.
Apalagi pada tahun ini merupakan tahun politik. Menyongsong Pemilu 2024, Khaliq mengimbau agar rumah ibadah pada semua agama dapat melakukan pencegahan dan perhatian. “Agar tempat yang dijadikan untuk beribadah tidak digunakan sebagai politik praktis mau pun politik identitas,” harapnya.
Sementara itu, Ketua FKUB Kaltim Drs Asmuni Alie menyatakan sikap partisipasi aktif untuk mendukung pemerintah menyelenggarakan Pemilu 2024 dan pembangunan IKN Nusantara. Dengan harapan kerukunan dalam masyarakat akan menciptakan kedamaian. “Seperti di beberapa daerah dalam beberapa kesempatan salah satunya memperingati hari jadi kabupaten. Yang mana telah menampilkan festival budaya. Penyelenggaran festival budaya tersebut membawa dampak positif,” urainya.
Diklaim, sejak dahulu Kaltim telah menerima masyarakat dari suku-suku luar daerah seperti Jawa, Bugis, dan Banjar. Bahkan, sejarah mencatat adanya alat musik gamelan yang berasal dari Jawa di Museum Mulawarman. “Menandakan masyarakat lokal Kalimantan menyambut baik budaya dari suku luar daerah,” kuncinya. (nk/zn)