HET Gas Elpiji Bersubsidi 2018 di PPU Turun
Kepala Bidang Perdagangan Diskukmperindag PPU, Rusli
PENAJAM(NK) – Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskukmperindag) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menggelar sosialisasi terkait Penertiban dan sosilisasi Harga Eceran Tertinggi (HET) 2018 kepada para Agen dan pemilik pangkalan gas elpiji di PPU. Kegiatan dilaksanakan di lantai I Kantor Bupati PPU yang dihadiri tiga agen dan 68 pemilik pangkalan gas elpiji. Kamis, (3/5/2018). Dimana secara umum HET mengalami penurunan dibandingkan HET tahun 2017.
Kepala Bidang Perdagangan Diskukmperindag PPU, Rusli mengatakan, kegiatan tersebut diadakan untuk mensosialisasikan HET terbaru 2018 untuk gas elpiji bersubsidi yakni tabung gas 3 kg serta memberitahukan bahwa akan beroperasinya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) Kabupaten yang berada di Kecamatan Babulu.
Dijelaskannya, pada HET terbaru di tahun 2018 ini terdapat tiga harga bervariasi diantaranya untuk wilayah Waru dan Babulu berada pada harga Rp. 18 ribu per tabung, Penajam dan Sepaku Rp. 19 ribu per tabung, namun untuk HET Daerah yang berada di pesisir pantai seperti Jenebora, Pantai Lango dan Gersik naik menjadi Rp. 22 ribu per tabung. Tahun 2017 kemarin HET ditetapkan secara merata sebesar Rp20 ribu per tabung
“Harga itu karena kita melihat letak geografis masing-maaih wilayah yang cukup sulit dijangkau. Salah satunya, agen tidak bisa mengantar sampai ke pangkalan, sehingga harus diangkut melalui transportasi laut dan mengalami penambahan ongkos muat, tetapi dengan berdirinya SPBE maka terjadi pengurangan biaya ongkos distribusi sehingga HET kita turunkan,”ujarnya.
Ditambahnya, pemberlakukan HET ini baru dilaksanakan setelah SPBE berdiri yang diperkirakan pada Minggu ke dua Mei ini. Selain itu pada tahun 2018 untuk kuota gas subsidi PPU mendapatkan tambahan sekitar 1,5 juta tabung, sedangkan pada tahun sebelumnya di tahun 2017 PPU mendapat kuota 1,4 juta tabung.
Kenaikan kuotanya tidak terlalu signifikan,”ucapnya.
Rusli juga berharap dengan adanya kesepakatan harga antara Pertamina, Pemerintah, Agen dan Pangkalan ini dapat lebih memberikan kejelasan standar harga kepada masyarakat. Dirinya juga meminta kepada pengecer agar tidak menaikkan harga dengan tidak sewajarnya. Diakuinya, dirinya juga membutuhkan para pengecer, karena tidak semua pangkalan berada sampai ke desa/kelurahan di PPU, sehingga dirinya berharap keberadaan pengecer ini dapat membantu dan meringankan masyarakat agar mengatasi kelangkaan gas elpiji bersubsidi 3 kg ini.
“SPBE yang akan beroperasi itu milik swasta dan informasinya akan mulai beroperasi pada minggu kedua bulan ini,”pungkasnya.(aris/nk)