Ketahanan Farmasi Nasional Harus Ditingkatkan, Ini Kata Anggota DPRD Kaltim
SAMARINDA (NK) – Indonesia harus memperkuat ketahanan farmasi nasional untuk mendukung transformasi kesehatan. Hal ini disampaikan oleh Salehuddin, anggota Komisi IV DPRD Kaltim, yang berharap adanya kerja sama antara pemerintah dan industri farmasi lokal.
Salehuddin mengatakan, produksi obat-obatan dalam negeri akan menekan biaya operasional, dan potensi obat tradisional seperti jamu dapat dimanfaatkan lebih baik.
“Produksi obat-obatan dalam negeri akan menekan biaya operasional, dan potensi obat tradisional seperti jamu dapat dimanfaatkan lebih baik,” ujar Salehuddin di Samarinda, Selasa (14/11).
Salehuddin, politikus Partai Golkar, menyoroti pentingnya mengoptimalkan produksi jamu, yang tidak hanya memberikan manfaat kesehatan kepada masyarakat tetapi juga mendukung perekonomian petani yang menyediakan bahan baku obat.
“Pemerintah juga harus meningkatkan kelembagaan dan sumber daya manusia di bidang farmasi untuk bersaing dengan negara-negara lain. Transformasi kesehatan harus didorong oleh semua pihak,” ungkapnya.
Salehuddin juga membahas Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 tahun 2023 yang memberikan kemudahan bagi dokter umum untuk mengakses pendidikan spesialis. Menurutnya, hal ini dapat memperkuat keberadaan tenaga kesehatan yang kompeten secara merata di berbagai daerah.
“Kita harus mengaktifkan semua instrumen layanan kesehatan di setiap tingkat, termasuk farmasi, dan berinovasi untuk menekan harga obat-obatan,” tambahnya.
Salehuddin berharap agar pemerintah, kementerian, dan industri farmasi lokal dapat bekerja sama untuk meningkatkan ketahanan farmasi nasional. Dia mengingatkan bahwa obat-obatan merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang harus terpenuhi dengan baik dan efisien.
“Kami berharap pemerintah, kementerian, dan industri farmasi lokal dapat bekerja sama untuk meningkatkan ketahanan farmasi nasional. Obat-obatan merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang harus terpenuhi dengan baik dan efisien,” pungkasnya. (Adv/NK)