ADVERTORIAL - PARLEMENTARIABorneoDPRD KALTIMHEADLINEKaltim

Program Kredit Melawan Rentenir Harus Diperluas ke Seluruh Kaltim, Desak Safuad

SAMARINDA (NK) – Kemarau yang melanda Kaltim beberapa waktu terakhir membuat hasil panen padi petani anjlok hingga 50 persen. Safuad, Anggota DPRD Kaltim, mendesak pemerintah provinsi untuk memperluas program kredit dengan bunga nol persen ke seluruh kabupaten/kota di Kaltim.

Safuad mengatakan, program kredit melawan rentenir ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat, terutama pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang membutuhkan modal usaha tanpa dibebani bunga tinggi. Ia mengatakan, pihaknya telah menyetujui pemenuhan modal Rp3,5 triliun ke Bankaltimtara.

Dengan modal baru tersebut, ia berharap Bankaltimtara bisa menerapkan program kredit melawan rentenir sebagaimana diterapkan di Samarinda dan Kutai Kartanegara.

“Program kredit melawan rentenir ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama di tengah pembangunan ibu kota negara (IKN) di Kalimantan. Kita harap ekonomi Kaltim dimantapkan, jangan hanya dukungan ke korporasi yang besar saja, yang kecil semacam UMKM juga harus bertumbuh, apalagi yang ada hubungan dengan pertumbuhan IKN, biar jelas uang beredar ke mana,” kata Safuad, Jumat (17/11/2023).

Safuad mencontohkan, di Samarinda ada program Kredit Bertuah, kemudian program yang sama juga diterapkan di Kutai Kartanegara dengan nama Kredit Kukar Idaman. Ia berharap, program tersebut bisa didorong ke sepuluh kabupaten/kota lainnya di Kaltim, seperti Berau, Kutai Timur, dan Bontang.

“Yang di Kutai Timur, Berau, Bontang, kredit tanpa bunga belum ada. Padahal, di sana pertumbuhan ekonomi ditunjang pertambangan dan perkebunan cukup besar. Itu butuh UMKM memenuhi kebutuhan di perkebunan dan pertambangan. Tenaga kerja banyak, kebutuhan pokok dan sebagainya sangat luar biasa,” tuturnya.

Safuad juga menyarankan Bankaltimtara untuk mendukung pengusaha kecil yang membutuhkan peralatan usaha, seperti percetakan, dengan memberikan kredit tanpa bunga atau bunga rendah. Ia mengatakan, pengusaha kecil banyak membutuhkan di daerah, seperti di Kecamatan Kongbeng, Kutai Timur, yang memiliki pasar dengan peredaran uang sampai sehari bisa Rp4-5 miliar.(adv/NK)