ADVERTORIAL - PARLEMENTARIAHEADLINEPPU

Apel Peringatan Hari Lahir Pancasila di PPU

Perjuangan Adalah Syarat Menuju Masyarakat Adil dan Makmur

PENAJAM, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Tohar, pimpin pelaksanaan apel dilingkungan Sekretariat Kabupaten PPU, dalam rangka peringatan hari lahirnya pancasila yang jatuh pada setiap tanggal  1 Juni, Rabu, (31/5) kemarin.

Membacakan sambutan tertulis Mendagri Tjahyo Kumolo, Tohar mengatakan bahwa Pancasila telah menjadi norma fundamen, filsafat, pikiran yang sejernih-jernihnya, jiwa, serta hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia Merdeka yang kekal  dan abadi.

Dasar yang diperlukan sebagai syarat agar bisa mengklaim diri sebagai sebuah negara merdeka, Pancasila telah menjadi roh yang membimbing arah perjuangan mencapai Indonesia yang merdeka dan berdaulat penuh.

“Tetapi lebih dari itu, Pancasila telah menjadi bintang penuntun bagi bangsa ini dalam mengarungi masa depan yang masih jauh membentang di hadapan berlapis-lapis generasi yang akan datang, “katanya.

Kedua kata dia, Pancasila sekaligus telah berfungsi sebagai alat instrumentalistik yang efektif dalam dalam menghindarkan bangsa ini dari kemungkinan terjadi sengketa ideologis berkepanjangan yang bagi cukup banyak bangsa baru telah memakan korban anak-anaknya sendiri.

Namun lanjut dia, dalam beberapa dekade usaha mengisi kemerdekaan Indonesia, semua menyaksikan di satu sisi Pancasila telah dipisahkan keterkaitannya dengan penggalinya, dikaburkan pengertian-pengertiannya, diselewengkan dan akhirnya secara perlahan-lahan ditinggalkan dalam prakteknya. Disisi lain, keteguhan sebagai kekuatan Pancasilais dalam memperjuangkan Pancasila agar menjadi ideologi hidup, mengalami perapuhan.

Untuk itu kata dia, dalam rangka memperingati Hari Lahirnya Pancasila diamanatkan kepada semua pejuang-pejuang Pancasila. Pertama, satukan hati, Pikiran, ucapan dan tindakan ke dalam satu tarikan nafas perjuangan mewujudkan Pancasila. Jangan pernah biarkan tindakanmu mengkhianati ucapanmu. Jangan pernah biarkan ucapanmu mengkhianati pikiranmu dan jangan pernah biarkan pikiranmu mengkhianati nuranimu. Di dalam kesatuan dan keteguhan hati, pikiran, ucapan dan tindakanmu, Pancasila akan menampakkan kewibawaannya.

Kedua, jadikanlah gotong royong sebagai intisari Pancasila menjadi cara berpikir, menjadi cara tuturmu dan menjadi cara kerjamu dimanapun dan kapanpun. Jangan pernah lelah untuk berpikir dan bertindak secara gotong royong. Hanya dengan cara itu, Pancasila akan menjadi ideologi dinamis yang hidup dan berdialektika di tengah-tengah bangsa yang bhineka ini.

Ketiga,  sebagai bangsa yang sedang menjadi “A Nation In The Making” ingatlah pesan Bung Karno, “Jikalau Bangsa Indonesia ingin supaya Pancasila yang saya usulkan itu, menjadi satu realiteit, yakni jikalau kita ingin hidup menjadi satu bangsa, satu nationaliteit yang merdeka, ingin hidup sebagai anggota dunia yang merdeka, yang penuh dengan perikemanusiaan, ingin hidup di atas dasar permusyawaratan, ingin hidup sempurna dengan sociale rechtvaardigheid, ingin hidup dengan sejahtera dan aman – janganlah lupa akan syarat untuk menyelenggarakannya, ialah perjuangan, perjuangan dan sekali lagi perjuangan”.

“Karenanya, berjuang, berjuang dan sekali lagi berjuang di jalan ideologi Pancasila 1 Juni 1945 dan harus menjadi elan/semangat hidup setiap Pejuang Pancasilais. Hanya dengan cara itu, kita dapat mencapai tujuan masyarakat adil dan makmur sesuai cita-cita didirikannya Negara Proklamasi 17 Agustus 1945, “pungkasnya. (Humas6)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.