Dirjen Ikan Tangkap Minta PPU Segera Operasikan Cold Storage Babulu
H. Hamdam
PENAJAM (NK) – Direktur Jenderal (Dirjen) Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan Dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia (RI), M. Zulficar Mochtar, S.T, M.Sc meminta kepada Pemkab Penajam Paser Utara (PPU) untuk mengoperasikan cold storage (gudang berpendingin) hasil laut berupa ikan tangkap nelayan PPU.
“Alhamdulillah kemarin kami diterima pak Dirjen Perikanan Tangkap, banyak hal masuk yang diberikan oleh pak Dirjen dan sudah memerintahkan langsung untuk segera mengoperasionalkan cold storage yang ada di pasar ikan Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, telah dibangun dari tahun 20016 silam,”ujar Wabup PPU, H. Hamdam, kepada newskaltim.com, Selasa (27/8/2019).
Dijelaskannya, keberadaan gudang berpendingin untuk menampung ikan hasil tangkapan nelayan sehingga tetap segar ketika dipasarkan kembali. Harusnya hari Senin kemarin dilakukan dan hal ini telah disampaikan kepada Kepala Dinas Perikanan (Diskan) PPU, Andi Tradiharso untuk segera ditindaklanjuti.
Menurutnya, perintah Dirjen tersebut harus ditindaklanjuti sebab tidak ada persoalan lagi disana, dulu terkendala karena daya listriknya tidak ada sekarang sudah tersedia, tetapi kini yang jadi masalah adalah mengkonekkan daya dengan perangkat elektronik di cold storage.
“Tidak ada yang berani mengkonekkan daya listrik dengan perangkat elektronik clod storage, karena harus teknisinya khusus. Tetapi isya Allah dengan dukungan dan bantuan pak Dirjen mudah – mudahan dalam waktu dekat ini bisa dioperasikan,”tukasnya.
Ia berpendapat, keberadaan gudang berpendingin tersebut dampaknya sangat bagus bagi nelayan ikan tangkap, karena hasil tangkapan mereka tetap segar dan layak dijual meskipun pagi dimasukan sore baru dijual.
Selain itu, tambahnya, hal yang menarik saran dari Dirjen adalah Pemkab agar membuat Perusda khusus tangkap ikan dengan menggunakan bantuan dari Kementerian cukup murah bunga guna mengadakan sarana prasana memadai seperti kapal besar sehingga daya tampung ikan hasil tangkap lebih banyak.
“Saran pak Dirjen ini sangat menarik bagi saya, karena kita diberikan kesempatan untuk mendapatkan bantuan permodalan sangat murah dengan bunga kecil yakni 3 persen pertahun, tetapi harus membentuk Perusda atau koperasi guna mempermudah pengelolaannya, jadi kita harus menyiapkan kelembangaannya,” katanya.
Untuk diketahui, lanjut Hamdam, saat ini Diskan sedang merumuskan teknis pengelolaan bantuan permodalan tersebut dan rencananya dalam pengelolaan kapal bantuan itu akan disekolahkan atau paling tidak dikursus anak – anak lulus PPU sehingga memiliki kemampuan mengelola kapal besar itu beserta teknologinya termasuk masalah Perusda tersebut.
“Tidak pilihan untuk tidak melakukan itu, sebab kalau masih menggunakan sistem konvensional atau biasa saja kita bakal jauh tertinggal tidak akan maju maju, dan ikan tangkapnya akan semakin jauh pula dan nelayan kita tak mampu mengejarnya dan biaya juga terlalu besar, sehingga dibutuhkan kapal berbadan besar serta sarana prasaran yang mumpuni dan Sumber Daya Manusianya (SDM) ,”tutur Wabup.
Ditambahkannya, Dirjen juga menyarankan agar kedepan PPU lebih baik melakukan pengembangan agar lebih besar manfaatnya dibandingkan kalau hanya berharap dari bantuan hibah saja. Jadi harus ditingkatkan kemampuan peralatan dan SDMnya.
Sementara itu, jelasnya, terkait dengan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Ditjen Perikanan Tangkap bersedia untuk membantu PPU dalam membangun SPBN tersebut, sehingga disarankan agar memperbanyak SPBN disejumlah wilayah di kabupaten itu namun syaratnya harus dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
“Memang sudah ada satu SPBN di wilayah Api – Api Kecamatan Waru, namun lokasinya terlalu jauh bagi nelayan di kecamatan lain, sehingga kami akan melakukan peninjauan daerah mana saja nanti di bangun SPBN tersebut seperti di wilayah Kelurahan Penajam, Kecamatan Penajam salah satunya,”pungkas Hamdam.(nav/nk)