Jamur Tiram, Perawatan Mudah dan Hasil Menjanjikan
PENAJAM – Kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara bakal jadi pilot projek budi daya jamur tiram. Hal tersebut ditegaskan Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop UKM) PPU Sukadi Kuncoro, Selasa (1/9/2020)
Dikatakan, melalui provinsi, pihaknya bakal menggulirkan pelatihan budidaya jamur. Para pelaku UMKM dari Waru pun bakal jadi perioritas mendapatkan pelatihan. “Kami usahakan masuk pada anggaran APBD Perubahan 2020 ini, sehingga bisa segera digelar. Kemungkinan nanti sekitar 20 orang yang bakal dibimbing secara intensif,” ungkap Kuncoro.
Dalam kondisi pandemi seperti sekarang, usaha jamur tiram cukup menjanjikan. Sebab, dalam 1 kg dapat dijual hingga Rp 50 ribu. “Di Waru sudah ada satu orang yang membudidayakan jamur. Dan omsetnya lumayan bisa sampai ratusan juta. Apalagi ini (budidaya jamur tiram red) tidak perlu perawatan yang intensif,” jelasnya.
Kemudian, lanjut Kuncoro media untuk menumbuhkan jamur di Waru pun mudah ditemui. Mulai dari serbuk kayu hingga sekam padi banyak dijumpai di wilayah tersebut. “Tinggal kemauan saja lagi. Karena itu kami berencana menjadikan Waru ini pusat budidaya jamur,” pungkas pria ramah itu.
Di sisi lain, Abdul Wahab pembudidaya jamur tiram mengaku usaha yang ditekuninya tersebut cukup menjanjikan. Karena bahan-bahan pengembangannya tidak terlalu sulit, itu juga ditunjang dengan pemasarannya yang relatif mudah. “Kalau jamur, banyak yang mencari. Ini saja kami belum mampu memenuhi permintaan konsumen dari Balikpapan,” tuturnya.
Wahab menyebut, awal belajar melakukan budidaya jamur tiram sempat mengalami kegagalan. Karena berlajar otodidak dan mengandalkan arahan dari Vidio di You Tube. “Ini sudah berjalan setahun, waktu pertama budidaya gagal. Karena saya pikir semakin jabuk atau lapuk serbuk kayu makin bagus. Kan jamur banyak ditemui di kayu-kayu jabuk. Ternyata tidak begitu,” katanya.
Dibeberkan, serbuk kayu harus melalui proses pengayakkan dahulu, demi memisahkan kayu keras dan panjang seperti jenis Ulin. Setelah itu, setiap 100 kg serbuk dicampur dengan dedak 10 kg, dan kapur 3 kg. “Setelah itu diaduk dan dicampur air sekitar 60 persen,” sambungnya.
Setelah jadi, bahan tersebut dikemas ke dalam plastik dan disterilkan selama 6-7 jam. “Saya biasanya dikukus di dalam drum. Setelah steril dari spora jamur liar mati, baru diisi dengan bibit jamur tiram. Dan butuh waktu sekitar satu bulan hingga miselium jamur memenuhi media tersebut dan tinggal menunggu panen,” pungkasnya. (rif/nk)