HEADLINEHukrimPPU

Berawal Chatting Medsos Siswi SMPN 23 PPU Terlibat Perkelahian

PENAJAM (NK) – Seorang siswi SMPN 23 Penajam Paser Utara (PPU) berinisial F kelas VIII Jumat (3/1) kemarin sekitar pukul 11.30 Wita, masih menggunakan seragam olahraga terlibat perkelahian dengan seorang perempuan berinisal R, gara – gara perang komentar atau chatting di Media Sosial (Medsos). Bahkan perkelahian itu dividoekan oleh salah seorang teman R sehingga sempat menghebohkan kalangan warganet termasuk warga PPU.

Dalam video perkelahian F dengan R diketahui sudah bekerja menyebar luas di Medsos. Bahkan keduanya sama – sama melontarkan kata-kata kasar dan vulgar. Perkelahian itu terjadi diduga karena keduanya memperebutkan seorang cowok berinisial Ad ketika itu juga berada di lokasi perkelahian.

Menanggapi kejadian ini, Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten PPU Daman mengaku prihatin atas kejadian tersebut, sehingga Sabtu (4/1/2020) pagi, dirinya langsung menindaklanjuti masalah ini mendatangi SMPN 23 PPU.

“Kami hari ini mendatangi SMPN 23 PPU dan kami kumpulkan semua guru dan seluruh siswa untuk menindaklanjuti video perkelahian yang telah menyebar luas. Kami juga berupaya agar bukti bukti kebenarannya,” jelasnya.

Pertemuan ini juga, lanjut Daman, untuk mendapatkan keterangan langsung dari F termasuk bertemu dengan orangtuanya langsung.

“Kami telah mengumpulkan semua siswa dan seluruh gurunya untuk diberikan arahan. Menurut saya, sudah selesai dan tidak ada masalah lagi,” tegas Daman.

Untuk diketahui, tambahnya, Kepala Sekolah SMPN 23 Jaman didampingi guru kesiswaan dan Guru Bimbingan dan konseling (BK), usai kejadian juga sudah mendatangi rumah R berada di Kelurahan Petung, Kecamatan Penajam, dan R bersedia untuk berdamai dengan F.

Daman membeberkan, dari pengakuan F, berawal dari chatting melalui Whatsapp antara F dengan R yang mengaku adalah pacar  Ad, sementara F juga berpacaran dengan lelaki dimaksud. Karena tulisan dalam chat makin memanas, membuat R tidak terima dan langsung mendatangi F  kesekolahnya  untuk membuat perhitungan.

“Si R yang menyerang F ketika pulang dan sekolah hingga terjadilah perkelahian tersebut, lokasinya berada di luar lingkungan sekolah, perkelahian itu divideokan oleh Yusda teman R. Bahkan di lokasi juga ada Ad dan sejumlah teman F yang berusaha melerai perkelahian itu,” tukas Daman.

Daman meminta, guru BK SMPN 23 PPU melakukan pembinaan khusus terhadap F, termasuk peserta didik yang dinilai bermasalah, sehingga kejadian seperti tidak terulang kembali. Dirinya juga menghimbau agar kepala sekolah bisa mengambil langkah dini sebagai tindakan antisipasi terjadinya hal serupa.

“Karena saat kejadian F masih mengunakan seragam olahraga sekolah, maka masih tanggungjawab kepala sekolah, termasuk bagi seluruh siswanya apalagi membawa nama baik sekolah dan Disdikpora, berbeda jika saat kejadian siswinya sudah tidak menggunakan atribut sekolah,” pungkasnya.

Ia menegaskan, karena kejadian ini disebabkan karena  chat melalui handphone (HP), maka dalam waktu dekat ini dirinya akan membuat surat edaran berisi imbauan untuk seluruh SD dan SMP baik negeri maupun swasta agar melakukan pengawasan kepada anak didik yang membawa HP ke sekolah.

“Anak didik perlu diawasi dalam menggunakan HP hanya untuk hal positif dalam belajar. Tetapi agar tetap terawasi, kami akan melakukan razia isi atau content di  HP setiap siswa,” tutupnya.(nav/nk)