Dewan Maklum Serapan Anggaran Covid-19 Minim
PENAJAM (NK) – Serapan penggunaan anggaran penanganan virus corona atau Covid-19 di Penajam Paser Utara (PPU) masih minim. Dari total peralihan Rp 71 miliar yang sudah ter-plot ditiga instansi, baru Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang tinggi. Sementara Dinas Kesehatan dan RSUD Ratu Aji Putri Botung masih di bawah dari 40 persen.
Menanggapi hal tersebut Wakil Ketua DPRD PPU Raup Muin menyebut maklum. Pasalnya, jumlah pasien yang ditangani tidak tinggi di Benuo Taka. “Jadi menurut kami ya seimbang sama. Selaras selaras saja dengan total jumlah pasien terkonfirmasi positif di PPU. Dan kami maklum itu serta perlu kita syukuri,” ungkap pria politikus Partai Gerindra itu.
Ya, total anggaran perlaihan untuk penangangan corona di daerah ini Rp 71 miliar. Masing-masing tersebar ke Dinas Kesehatan mendapat alokasi Rp 25 miliar, RSUD Ratu Aji Putri Botung menerima Rp 15 miliar, dan BPBD Rp 31 miliar. “Sejauh ini memang paling tinggi serapannya itu BPBD. Karena untuk sembako kepada seluruh masyarakat di PPU,” beber Raup.
Sebanyak Rp 31 miliar yang dikelola BPBD, Rp 29 di antaranya untuk pengadaan sembako. Seluruh masyarakat di PPU mendapat hak sama rata. Masing-masing satu kepala keluarga menerima satu paket sembako berisi beras 10 kg, mi instan dua dus, minyak goreng dua liter, telur satu piring, dan gula pasir dua kilogram. Bahkan dari alokasi Rp 29 miliar kelebihan Rp 2 miliar.
“Kalau pada Dinas Kesehatan dan RSUD yang masih kecil. Informasinya masih dikisaran 36 persen. Kami harap bisa lebih dimaksimalkan. Demi melakukan penanganan terhadap penyebaran virus di daerah dengan lebih optimal,” harap Raup. Diketahui anggaran pada RSUD Rp 15 miliar, sejauh ini terpakai untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi dan ruang isolasi.
Mulaiu pasien dalam pengawasan (PDP), kasus pasien terkonfirmasi positif corona menerima fasilitas akomodasi serta konsumsi dari anggaran tersebut. Sementara Dinas Kesehatan sejauh ini telah melakukan pengadaan chamber atau bilik sterilisasi sebanyak 100 unit. Kemudian pengadaan rapid test berjumlah belasan ribu yang hingga saat ini masih dinantikan kedatangannya. (rif/nk)