Karhutla Amuk PPU, 188 Ha Lahan Gambut Terbakar
Tim gabungan saat melakukan pemadaman kebakaran di lahan gambut yang harus terus menerus disiram agar api dalam gambut mati
Tangani Karhutla BPBD PPU Habiskan Rp400 Juta
PENAJAM (NK) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, diamuk Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), akibat kerapnya kebakaran yang terjadi, kondisi ini membuat kewalahan petugas gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Mandala Agni, TNI/Polri, Dinas Pertanian dan unsur lain dilingkungan Pemkab PPU. Bahkan selama enam bulan terkahir ini, sedikitnya 188 Hektare (Ha) lahan gambut di Kecamatan Penajam terbakar.
Kasubbid Logistik dan Peralatan BPBD PPU, Nurlaila, Sabtu (29/9/2018) mengatakan, hingga saat ini, tim telah berhasil mengatasi 34 kasus Karhutla dengan luasan mencapai lebih kurang 188 Ha berupa lahan gambut.
Dibeberkannya, dari luas lahan gambut yang ada terluas berada di wilayah Kecamatan Penajam di RT 11 Kelurahan Petung mencapai sekisar 63 Ha dan di RT 19 Kelurahan Petung dengan luasan sekitar 19 Ha.
Diungkapkannya, dalam sepekan terakhir kasus kebakaran lahan di wilayah Kecamatan Penajam terus meningkat, hal itu disebab karena kondisi lahan kering dan mudah terbakar apalagi masuk dalam musim kemarau.
Tinggi penanggulangan Karhutla ini telah menghabiskan anggaran hingga Rp400 juta dari anggaran penanggulangan bencana yang dialokasikan Pemkab PPU. Sehingga kami masih membutuhkan tambahan anggaran operasional untuk mengantisipasi terjadinya Karhutla tersebut,”katanya.
BPBD, lanjutnya, kembali mengajukan tambahan dana operasional pada APBD Perubahan 2018 untuk mengantisipasi terjadinya Karhutla susulan sekitar Rp300 juta.
Menurutnya, selama musim kemarau ini diprediksi titik panas di wilayah PPU terus bertambah yang berpotensi memicu terjadinya Karhutla.
“Kami menduga kasus Karhutla di PPU akibat aktivitas pembukaan lahan atau ladang baru dengan cara dibakar oleh oknum masyarakat. Namun untuk mengatasi bencana kebakaran susulan, kami masih butuh anggaran tambahan untuk operasional lapangan,”pungkasnya. (nav/nk)