Tahun 2021 PPU Harus Zero Kasus Stunting
PENAJAM (NK) – Sesuai target Pemkab Penajam Paser Utara (PPU) tahun 2021 depan kasus stunting atau suatu kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang dibandingkan dengan umurnya harus zero atau tidak ada lagi.
Demikian ditegaskan, Bupati PPU, Abdul Gafur Mas’ud (AGM) melalui Asisten Administrasi Umum Setkab PPU, Alumuddin, Rabu (11/9/2019), ketika membuka forum Dialog Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Rangka Intervensi Percepatan Penurunan Prevalensi Stunting, yang dilaksanakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Republik Indonesia bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) PPU.
Kegiatan dialog yang dilaksanakan di aula lantai satu Sekretariat Pemkab (Setkab) PPU tersebut dihadiri, Kasubdit Informasi dan Komunikasi Sosial Ditjen IKP Kemenkominfo, Sarjono. Kepala Diskominfo PPU, Budi Santoso, perwakilan koordinator Wilayah PKH Kalimantan Timur (Kaltim) satu Bidang Linjamsos Dinas Sosial Provinsi Kaltim, PERSAGI PPU, perwakilan Graduasi Mandiri KPM PPU.
Saat membacakan sambutan bupati, Alimuddin mengatakan, Indonesia saat ini menghadapi permasalahan gizi dengan ditemukannya prevelensi anak balita pendek atau stunting yang relatif tinggi. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2018, saat ini 30,8 persen atau sekitar 3 dari 10 anak Indonesia mengalami stunting. Angka itu masih diatas batas toleransi stunting yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu maksimal 20 persen.
Alimuddin melanjutkan, Kemiskinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk dan stunting. Oleh karena itu, untuk mengurangi permasalahan kemiskinan tersebut, pemerintah telah menetapkan berbagai Program Pembangunan Manusia melalui pengurangan kemiskinan dan peningkatan pelayanan dasar yang menjadi salah satu dari empat Prioritas Nasional dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2019.
“Stunting merupakan sebuah masalah kesehatan dimana seorang bayi atau anak-anak mengalami hambatan dalam pertumbuhan tubuhnya, sehingga gagal memiliki tinggi yang ideal pada usianya,”terangnya.
Secara garis besar, lanjutnya, masalah kesehatan ini disebabkan oleh kurangnya nutrisi penting dalam tubuh, seperti lemak, karbohidrat dan protein.
Ia berharap, dengan adanya kegiatan Forum Dialog yang dilaksanakan oleh Kementerian Kominfo ini, kasus stunting di Kabupaten PPU tidak akan terjadi lagi.
“Sesuai dengan targetnya pada tahun 2021 mendatang, Kabupaten PPU harus zero stunting,”tegasnya.
Dengan harapan, kata dia, masyarakat PPU menjadi sehat, cerdas dan kreatif, sehingga bisa bersama-sama mewujudkan visi serta cita-cita kita bersama membangun PPU yang lebih baik, lebih maju, lebih modern dan lebih religius.
Sementara itu, Kasubdit Informasi dan Komunikasi Sosial Ditjen IKP Kemenkominfo, Sarjono, menerangkan, kegiatan ini sebagai upaya sosialisasi mengkampanyekan stunting untuk mencegah sedini mungkin. Nantinya mereka, penerima PKH akan mendapatkan bantuan diantaranya berupa beras dan telur sebagai asupan gizi.
“Kami datang kesini untuk memastikan program ini tepat sasaran, tepat waktu, tepat manfaat, tepat guna, dan tepat administrasi. Terima kasih yang hadir pada hari ini sebagian besar ibu-ibu penerima manfaat yang sangat mengerti akan kebutuhan dalam rumah tangganya,”bebernya.
Sarjono mengingatkan, para penerima manfaat jangan sampai apa yang telah diberikan untuk membeli membeli rokok atau yang lainnya, pastikan apa yang telah diterima dibelikan bahan pangan untuk asupan gizi terutama buat anak-anaknya.(nav/nk)