ADVERTORIAL - PARLEMENTARIADPRD PPU

Tanggap, Janji Diagregat Kelas B Dulu

PENAJAM (NK) – Keluhan masyarakat langsung ditanggapi pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) PPU.

Ya, masa reses sidang III 2020 Ketua DPRD PPU Jhon Kenedy menjadi momen untuk masyarakat menyampaikan berbagai keluhan. Terutama masalah pembangunan infrastruktur.

Salahsatunya datang dari Mahdayanti warga RT 3 Kelurahan Gunung Seteleng, meminta soal perbaikan jalan. Khususnya di Gang Assidik, Kelurahan Penajam, sebab bila hujan banjir rutin melanda.

“Karena biasanya jalur itu dilewati anak sekolah. Kasihan bila hujan selalu banjir. Kami berharap ada perbaikan dengan disemenisasi, sehingga mempermudah orang lewat,” harap perempuan berjilbab itu.

Senada Arwati RT 14, meminta agar jalanan di perumahan subsidi yang ditinggali bisa disemenisasi. Dikatakan bila hujan, bakal becek dan banyak berlubang sehingga sulit dilalui.

“Kalau bisa segera disemenisasi. Karena jalannya masih dari tanah, jadi kalau hujan pasti becek,” paparnya.

Jhon pun menggaransi masalah perbaikan jalan bakal segera ditindaklanjuti. Setelah pihaknya melakukan survei, maka akan diusulkan masuk perbaikan pada 2021 nanti.

“Kami harap ibu bisa bersabar, kami akan cek dulu. Kalau kondisinya seperti yang disampaikan, saya akan perjuangkan melalui pokir (pokok pikiran) saya tahun depan,” tegasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) PPU Edi Hasmoro menyebut, Gang Assidik, bakal mereka cek segera. Bila permintaan semenisasi, maka akan dimasukan ke usulan lewat pokir.

“Tapi nanti kami lihat, bila bisa diatasi sementara dengan agregat Kelas B, akan kami lakukan. Jadi tidak perlu menunggu pikir dari Pak Ketua (Jhon Kenedy),” imbuhnya.

Kemudian, untuk perumahan bersubsidi, Edi menyebut, jalan masih sendiri masih berada di tangan pengembang. Biasanya harus memalui hibah baru bisa ditangani oleh pemerintah.

“Tapi nanti kami lihat aturannya dulu, bila anggaran bisa masuk maka akan kami agregat Kelas B. Dengan catatan materialnya cukup, karena memang saat ini sedang terbatas,” katanya.

Dibeberkan, pengadaan agregat sendiri ada dua ponton atau sekitar 3.000 kubik. Itupun untuk mengakomodasi seluruh permintaan masyarakat se-PPU.

“Saat ini kami juga sedang fokus di Kelurahan Gresik, ada sekitar 3 Km yang akan diagregat Kelas B di sana. Jadi nanti untuk perumahan bersubsidi, melihat aturan dulu, dan ketersediaan material,” pungkasnya. (rif/nk)