Anggota DPRD Kaltim Herliana : Semangat Gotong Royong Makin Memudar
PENAJAM (NK) – Semangat gotong royong sudah semakin memudar di tengah kondisi sekarang dimana nilai-nilai sebagai bangsa Melayu yang dikenal bersatu dengan segala perbedaan sudah mulai bergeser.
Demikian disampaikan, Anggota DPRD Kaltim, Herliana Yanti, Minggu, (11/4/2021) di sela-sela Sosialisasi Pendidikan Kewarganegaraan Bela Negara di Desa Sesulu, Kecamatan Waru, Penajam Paser Utara (PPU)
Herliana menyebutkan, peran orangtua dan guru sangatlah penting dalam menanamkan kembali semangat gotong royong di lingkungan masing-masing dan mulai dari hal yang terkecil dengan saling peduli di tempat tinggal maupun di lingkungan kerja.
Selain itu, jelas politisi PDIP ini, tantangan lain yang harus di waspadai bersama adalah penyaringan informasi dari berbagai hal yang dapat memecah belah persatuan sebagai anak bangsa diantaranya paham radikal yang telah bayak memakan korban jiwa.
“Jangan mau diadu domba hanya demi kepentingan segelintir orang maupun kelompok dari berbagai latar belakang manapun termasuk yang berbalut agama. Karena tidak ada agama manapun yang mengajarkan untuk mencederai sesama umat manusia,” kata Herliana.
Ia menegaskan, bahwa setiap warga negara berhak dan wajib untuk ikut serta dalam pembelaan negara. Di era saat ini urusan bela negara tidak lagi melalui angkat senjata.
Menurutnya, implementasi bela negara dalam kehidupan sehari hari seperti memfilter sebelum menshare informasi-informasi berpotensi hoax dan dapat memecah belah bangsa. Terlebih di era serba digital seperti saat ini.
“Sikap patriotisme dalam membela negara tidak akan tumbuh tanpa ada kecintaan terhadap NKRI. Semangat gotong royong merupakan salah satu bagian dari upaya menumbuhkan rasa kecintaan tersebut kepada negara,” tegasnya.
Selain itu, tambahnya, menjaga lingkungan sekitar dari upaya penyebar luasan doktrin-doktrin yang bertujuan memecah belah bangsa juga merupakan bagian dari bela negara.
Ditempat sama, Ketua GP Anshor Kabupaten PPU, Roni Setyawan selalu nara sumber menjelaskan alasan kenapa wajib mencintai Indonesia karena tidak ada bangsa yang seunik Indonesia. Ia mencontoh Singapura yang disana masyarakat tidak berhak memiliki tanah, tanah dimiliki negara dan masyarakat tinggal di pemukiman yang di bangun oleh pemerintah dan dikenakan biaya sewa.
Dikaruniai kekayaan alam yang melimpah yang diwariskan dari generasi ke generasi, mulai dari hutan, minyak dan gas, uranium, emas dan lainnya. “Sebagai orangtua wajib mewariskan rasa cinta itu kepada anak sebagai generasi penerus,” kata Roni didampingi Koramil Kecamatan Waru, Serka Sayik.
Perang sekarang tidak lagi melalui kekerasan akan tetapi bentuk perang kecerdasan. Misalnya, persaingan produk elektronik, kesehatan, kecantikan dan sebagainya. “Telepon genggam dan komputer yang terus berkembang menjadi persaingan dalam merebut pasar oleh negara-negara produsen,” sebutnya. Sebuah negara makmur dan berkembang lanjut dia bisa hancur hanya karena teklonogi.
Pentingnya setiap individu untuk melakukan penyaringan informasi yang diterima dan disebarkan di media sosial.
“Berkaca kepada negara yang terjadi konflik besar, dimulai dari adu domba masyarakat dengan pemerintah, aparat penegak hukum dan tentara. Tidak saling percaya satu dengan lain akan memicu kericuhan dan konflik yang pada akhirnya merugikan kita semua,” pungkasnya. (nk/nav)