Desa Bumi Harapan Keluahkan Pintu Air Irigasi
Tidak Benar Banjir Rendam Bumi Harapan
PENAJAM (NK) – Masyarakat Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengeluhkan pintu air irigasi di desa tersebut, karena apabila hujan aliran air menjadi terhambat meskipun tidak menimbulkan banjir hanya genangan air setinggi 20 cm selama setengah jam.
“Memang pintu air itu menjadi penyebab meluapnya paret irigasi dari sungai Mangkuliyu, tetapi tidak menyebabkan banjir parah seperti kabar yang beredar bari baru ini” kata Kepala Desa Bumi Harapan, Kastiyar kepada newskaltim, Jumat (31/1) di Penajam.
Diakuinya, untuk lokasi Pasar, Sekolah Dasar dan persawahan berada di dataran terendah, kalaupun hujan memang tergenang namun hanya selama setangah jam saja dengan ketinggian sekitar 20 centimeteran, selain itu posisinya juga berada belakang aliran air irigasi.

Dibeberkannya, terkait sungai Mangkuliyu memang telah disampaikannya kepada Pemerintah Kecamatan agar dilakukan normalisasi, termasuk pembersihan paret karena terjadi pendakalan akibatnya tidak maksimal menampung debit air apabila hujan turun.
Sementara itu, lanjutnya, persoalan pintu air kalau tidak bisa dibongkar karena aset Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) solusi terakhirnya adalah dengan menambah dua pintu lagi disamping pintu yang telah ada, sehingga aliran air menjadi lebih lancar.
“Selain sungai dan hujan lebat, salah satu penyebab memang pintu air yang membuat arus tidak lancar, maka perlu menjadi perhatian bersama. Selain itu, seluruh aliran drainaee diarea sekitar sekolah dan pasar airnya menuju sungai Mangkuliyu,” tukas Kastiyar
Dibeberkan Kastiyar, dirinya meminta agar persoalanan pintu air itu bisa segera diatasi, normalisasi anak sungai atau pembersihan paret juga dilakukan. Tetapi normalisasi itu jangan dilakukan saat ini, karena petani sudah terlanjur menggaraf sawahnya dikhawatirkan dapat menganggu aktifitas petani tersebut.
“Memang waktu hujan dan ada genangan air di SDN 020 Sepaku, sehingga peserta didiknya diliburkan khusus di kelas bawah. Sekolah itu tidak terendam air, tetapi karena ada tanah liat yang diuruk di sekitar sekolah dan menghindari anak – anak bermain disitu,” katanya.
Terpisah Kabag Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU Nurlaila, menegaskan, berdasarkan hasil pantauan dan fakta lapangan di Desa Bumi Harapan pada Kamis (30/1) kemarin, memang ada genangan dan sawah terendam air tetapi, hanya selama setengah jam. Kondisi tidak parah dan dinilai aman, karena kejadian terjadi saat hujan turun setelah reda air kembali surut.
“Berdasarkan keterangan resmi Kades Bumi Harapan, genangan air hanya mencapai sekitar 20 centimeran sementara sawah yang teredam sekitar 3 hektar selama setengah jam dan kemudian normal kembali,” bebernya.
Diakuinya, penyebab utama meluapnya air dari sungai Mangkaliu tersebut, karena tidak berfungsinya pintu air irigasi di desa tersebut, sehingga aliran air tidak jalan dengan lancar.
Tetapi sebenarnya, lanjut Nurlaila, saat ini kawasan desa Bumi Harapan sangat aman dari bencana banjir, apalagi kegiatan normalisasi anak sungai sedang dilaksanakan oleh UPT PU Kecamatan Sepaku yang juga dinilai perlu dilakukan pelebaran agar mampu menampung debit air apabila terjadi hujan lebat.
“Kami sebenar sudah melakukan identifikasi persoalan penyebab melaupanya air sungai dan iriasi di desa Bumi Harapan dan beberapa desa lain di wilayah Kecamatan Sepaku. Hal ini sebagai bentuk antisipasi turunnya hujan dengan intensitas tinggi,” pungkas Nurlaila.(nk/nav)