HEADLINEKaltimPolitikPPU

GP Ansor PPU Dukung Bawaslu Keluarkan Khutbah Anti SARA

Ketua GP Ansor PPU, Roni Setyawan saat bersama Ketua MUI sekaligus Rais Aam PBNU, KH Ma’ruf Amin ketika melakukan kunjungan ke Kecamatan Sepaku PPU

PENAJAM (NK) – Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menyatakan mendukung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengeluarkan pedoman khutbah anti SARA dalam pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2018 yang juga digelar di PPU dan Provinsi Kaltim. Demikian dikatakan, Ketua GP Ansor PPU, Roni Setyawan kepada newskaltim.com, Minggu (25/2/2018).

Kami GP Ansor PPU sangat menduukung terhadap dikeluarkannya pedoman khutbah anti SARA oleh Bawaslu RI,  karena sudah selayaknya ketika dalam Pilkada sehingga harus dikampanyekan,”ujarnya.

Menurutnya, isu SARA jika dilakukan sangat berpotensi untuk memecah belah bangsa sehingga dampaknya sangat luar biasa, artinya semua kandidat baik calon Gubernur dan Wagub serta calon Bupati – Wabup harus memiliki komitmen sama untuk menjaga dan tidak menjadikan SARA sebagai komonditas politiknya.

Ia menggambarkan, seperti dalam Pilkada DKI lalu dimana isu SARA dijadikan sebagai memobilisasi massa dan hal itu sebetulnya tidak elegan. Dan Ansor tidak mau dalam Pilkada di PPU isu SARA dijadikan komoditas, agama, suku dan bangsa dipolitisir.

“Kami akui, isu SARA seperti agama dan suku dalam Pilkada PPU sangat potensial untuk memecah belah masyarakat PPU. Awalnya kita berteman dan baik baik saja tetapi akibat isu SARA kita bermusuhan,”tukasnya.

Roni mengungkapkan, Alhamdulillah di PPU tenang – tenang dan aman – aman saja meskipun ada satu atau dua orang yang menyebarkan SARA dalam Pilkada di PPU tetapi untungnya masyarakat PPU cukup cerdas sehingga tidak terpengaruh untuk menjadi bagian penyebar isu SARA di PPU bahkan tidak meresponya.

Ia menghimbau, agar  Kantor Kementerian Agaman (Kemenag) PPU beserta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) PPU untuk mengkampanyekan, seperti melakukan sosialisasi sosialisasi atau mengintruksikan kesetiap pemuka agama dan tempat ibadah agar saat dilakukan khutbah bisa disisipkan tentang bahaya isu SARA dan ada motivasi bagi jamaahnya menjaga keberagaman masyarakat.

“Kami berharap agar Kemenag dan FKUB ikut berperan aktif mengkampayekan isu anti SARA kepada masyarakat luas melalui pemuka agama dan tempat ibadah di wilayah PPU ini,”pungkasnya. (ervan/nk)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.