HEADLINEPPU

Jaga Inflasi Harga Sembako, TPID PPU Bakal Sidak Pasar

                                              Ahmad Usman

PENAJAM (NK) – Dalam rangka menjaga inflasi harga sembilan bahan pokok (Sembako) dan kebutuhan masyarakat lainnya menjelang natal tahun 2019 dan tahun baru 2020, Tim Pengendali Inflasi Daerah atau TPID Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, bakal melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar-pasar tradisional di PPU.

Hal ini diungkapkan Ketua TPID Kabupaten yang juga Asisten II Setkab PPU, H.  Ahmad Usman, kepada newskaltim.com, Sabtu (21/12/2019).

Dikatakannya, dalam waktu dekat ini pihaknya akan melakukan sidak ke sejumlah pasar tradisional di wilayah kabupaten PPU, hal ini dilakukan guna menyikapi kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat menjelang Natal dan tahun baru 2020.

“Sidak ini sekaligus memantau fluktuasi harga kebutuhan pokok di pasar-pasar tradisional di wilayah PPU, jelang perayaan Natal 2019 dan tahun baru 2020 yang biasanya mengalami kenaikan,” tuturnya.

Dibeberkannya, informasi sementara yang dihimpunnya,  saat ini sedikitnya ada tiga jenis komoditas pasar mengalami kenaikan cukup tinggi dan ini menjadi perhatian pihaknya.

“Adapun tiga komoditas yang mengalami kenaikan harga cukup tinggi yakni daging ayam potong awalnya dijual Rp30 ribu per kilogram kini menjadi Rp40 ribu sehingga mengalami kenaikan Rp10 ribu per kilogram. Lalu bawang merah biasanya dijual pedagang di pasar tradisional Rp28 ribu per kilogram, mengalami kenaikan Rp7 ribu  menjadi Rp35 ribu per kilogram,”bebernya.

Sementara itu, tambah Usman, komoditas ketiga yang mengalami kenaikan harga cukup signifikan adalah beras dari luar daerah dan dijual di sejumlah pasar tradisional wilayah PPU.

Ia menduga,  kenaikan harga ketiga komoditas itu karena persediaan dari luar daerah terbatas, namun pihaknya perlu melakukan pengecekan di lapangan dengan cara sidak.

“Untuk menjaga stabilitas harga pagan tersebut, kedepan TPID PPU berencana mengajak sekolah-sekolah serta Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di setiap kecamatan, desa dan kelurahan untuk ikut menyediakan sejumlah kebutuhan bahan pokok berupa sayur mayur, tomat, lombok atau lainnya dengan memanfaatkan perkarangan rumah atau sekolah, sehingga harga jual di pasar itu dapat ditekan,” pungkasnya. (nk/nav)