Pembangunan Siring Darurat Longsor SDN 017 Sepaku Sesuai Target Waktu
Sekda PPU, H. Tohar didampingi Kalak BPBD PPU, Andi Dahrul dan Camat Sepaku Risman Abdul ketika meninjau siring siaga tanggap bencana longsor di SDN 017 Desa Bukit Raya, memberikan arahan kepada jajaran Pemdes, BPD Bukit Raya serta perwakilan sekolah
Tohar : Pekerjaan Dianggap Selesai Secara Teknis
PENAJAM (NK) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), telah merampungkan pembangunan siring dengan metode cor beton pada siaga tanggap bencana longsor di SDN 017 Desa Bukit Raya Kecamatan Sepaku, sesuai dengan limit atau target waktu pada Rabu (24/7/2019).
Hal tersebut diungkapkan, Sekretaris Daerah Kabupaten PPU yang juga menjabat sebagai sebagai ex-officio atau Kepala BPBD PPU, H. Tohar, Kamis (25/7/2019) saat meninjau lokasi bersama Kepala pelaksana (Kalak) BPBD PPU, Andi Dahrul, Camat Sepaku, Risman Abdul, Kepala Desa Bukit Raya, Sunoto, Kepala UPT PU Kecamatan Sepaku, Dedi Sutartono serta beberapa pengurus Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Bukit Raya.
Ia menjelaskan, limit waktu yang ditetapkan Bupati PPU, Abdul Gafur Mas’ud (AGM) yakni pada Rabu besok (24/7/2019), dan hari ini sudah diselesaikan sesuai target waktu.
Dengan selesainya siaga darurat penanganan bencana longsor ini, pekerjaan dianggap selesai secara teknis. Pasca ini, sambil melakukan konsolidasi lanjutan, yaitu penguatan-penguatan di sekitar pondasi baik vegetasi maupun lainnyaakan kita sesuai kesepakatan bersama lebih lanjut,”kata Tohar.
Tohar berpesan, kepada jajaran Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten (Disdikpora) PPU, utamanya bidang Saran dan Prasaran (Sapras), untuk melakukan mapping infrastruktur pada pendidikan dasar yakni SD dan SMP se-PPU, agar diketahui kondisi lapangan secara fakta.
Sementara itu, Kasubid Logistik dan Peralatan BPBD PPU, Hj Nurlaila menjelaskan, siring yang telah dibangun tersebut butuh penguatan pondasi. Ia merekomendasikan agar area lain yang terletak di dataran tinggi, juga dibangun siring.
“Kami merekomendasikan agar areal lain yang terletak di dataran tinggi sekolah itu untuk dibangun siring serupa, karena potensinya besar terjadinya longsor kembali. Apalagi lokasi tersebut merupakan dataran tinggi ditambah tekstur tanah yang mudah runtuh dan gampang memicu pergerakan tanah,”tukasnya
Terkait anggaran, bebernya, pembangunan siring siaga tanggap bencana longsor ini menggunakan anggaran dana Belanja Tidak Terduga (BTT) dari APBD PPU tahun 2019.
“Karena bencana longsor yang terjadi tidak dianggarkan dalam APBD, sehingga anggarannya diambil dari pos BTT. Dimana anggaran yang dipersiapkan sekitar Rp530 juta sudah termasuk dana operasional,”pungkasnya.(nav/nk)