Peredaran Gas Subsidi Di PPU Tidak Tepat Sasaran
H. Tohar
PENAJAM (NK) – Peredaran gas elpiji subsidi ukurang 3 kilogram (kg) di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), tidak tepat sasaran atau melenceng dari perencanaan pemerintah pasalnya, barang subisidi itu juga dinikmati oleh masyarakat mampu.
Hal ini ditegaskan, Sekda PPU, Tohar, kepada awak media, Selasa (30/4/2019), dikatakannya, akibat melenceng dari rencana awal maka dikhawatirkan, kelangkaan gas elpiji 3 kg terus terjadi di PPU.
Diakui sampai saat ini masyarakat susah mendapat tabung gas elpiji 3 kg, masyarakat harus tahu, bahwa tabung gas 3 kg ini juga terbatas dan hanya diperuntukan bagi kelompok sasaran penerima manfaat dari kalangan masyarakat kurang mampu,”tuturnya.
Dibeberkannya, fakta lapangan, masyarakat selama ini yang membeli gas subsidi 3 kg tersebut memiskinkan diri, ketika dihadapkan dengan pilihan 3 kg dan gas elpiji non subsidi ukuran 12 kg. Itu yang menjadi persoalan.
“Sebagaimana kita ketahui, meskipun surat edaran larangan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk tidak membeli gas subsidi 3 kg, tetapi cukup sulit mereka taati, sementara kita tidak bisa memantau setiap ASN tersebut,”akunya.
Namun dirinya menghimbau, secara moral bahwa bagian unsur pemerintah tidak mengambil hak masyarakat penerima manfaat dari kalangan masyarakat kurang mampu yang diberikan oleh pemerintah.
Dibeberkannya, kuota gas elpiji 3 kg di PPU yang diberikan oleh Pertamina sudah melampaui jumlah masyarakat kurang mampu. Dimana dari Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2015, total warga miskin di daerah ini mencapai 10.268 jiwa sementara kuota gas elpiji yang diberikan oleh Pertamina mencapai 1,7 juta tabung.
“Meskipun jumlah kuota gas elpiji untuk PPU diatas jumlah masyarakat miskin di PPU, faktanya masih saja kurang, sehingga muncul pertanyaan, biasnya dimana kok sulit mendapatkannya,”tandasnya.
Menurutnya, ini membuktikan memang ada kelompok bukan sasaran penerima manfaat juga ikut membeli barang subsidi itu, semoga keluarga besar ASN bisa menerapkan himbauan pimpinan daerah tersebut.
Ditambahkannya, faktor kesulitan masyarakat mendapat gas subsidi 3 kg juga disebabkan adalah jumlah pangkalan yang kurang dan jauh dijangkau masyarakat, sehingga sesuai koordinasi dari dinas teknis, akan dibuka delapan pangkalan baru, di wilayah Pantai Lango, Jenebora, Gersik, Gunung Makmur, Gunung Intan, Sepaku dan Semoi.
“Kami juga mengusulkan kepada PT. Pertamina untuk menambah kuota gas subisidi tersebut sekitar 25 ribu guna menghadapi bulan suci Ramadhan,”pungkasnya.(nav/nk)