ADVERTORIAL - PARLEMENTARIAPPU

Progres Sisi Penajam Jembatan Pulau Balang Tuntas

Pj. Bupati PPU  Bere Ali, Kadis PU  Puguh Sumitro serta Asisten II Ahmad Usman mendapat penjelasan dari pegawai Kemenpupera RI saat melakukan peninjuan jembatan Pulau Balang  

Bere : Agustus Tahun Depan Rampung

PENAJAM (NK) – Progres pembangunan jembatan Pulau Balang sisi Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) sudak tuntas 100 persen. Demikian dikatakan, Pj Bupati PPU, Bere Ali, Selasa (21/8/2018), saat melakukan peninjauan pembangunan Jembatan Pulau Balang serta akses jalan pendekat menuju ke jembatan tersebut.

“Progres dari sisi Penajam sudah selesai 100 persen termasuk jembatan bentang pendek. Sedangkan persoalan lahan yang belum selesai di sisi Balikpapan akan diselesaikan dengan melibatkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim),”ujarnya.

Diakuinya akses jembatan sisi Balikpapan hingga kini memang belum ada progres namun akan segera dibicarakan lebih lanjut tentunya melibatkan Provinsi. Sedangkan lahan 5 ha katanya, juga akan dibahas antara Pemkab dengan Provinsi agar bisa segera diselesaikan.

Kami bersyukur karena target pembangunan jembatan  bisa lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Jadi Agustus tahun depan sudah rampung,”katanya.

Dalam peninjauan pembangunan jembatan Pulau Balang dan jalan akses pendekat tersebut, Bere didampingi Asisten II Ahmad Usman, Kadis PU Puguh Sumitro, Kabag Pembangunan Setkab PPU, Nicko Herlambang, diterima Asisten Pengawasan Satker Pembangunan Jembatan Pulau Balang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) RI, Sandi Primayuda.

Sandi Primayuda, kepada rombongan menjelaskan, rencananya jembatan penghubung Kabupaten PPU dengan kota Balikpapan ditargetkan rampung Agustus tahun depan atau lebih cepat dari kontrak kerja pada 10 November 2019.

“Sampai saat ini progres jembatan bentang banjang sudah mencapai 58 persen dan ditargetkan bisa selesai Agustus tahun depan. Namun yang masih menjadi kendala adalah pembebasan lahan seluas 3 ha di sisi Balikpapan yang kelak digunakan untuk pembangunan oprit jembatan dan tempat kontrol jembatan,”terang Sandi.

Ia mengungkapkan, pembangunan jembatan bentang panjang itu, menghabiskan anggaran Rp1,3 triliun yang bersumber dari APBN.

Terkait lahan yang menjadi kendala itu, lanjutnya, sudah pernah diminta agar dibebaskan, namun sampai sekarang belum terealisasi. Padahal lahan itu sangat penting, karena akan digunakan untuk oprit dan abudment jembatan, sedangkan di sisi Penajam juga dibutuhkan sekitar 5 Ha,”tuturnya.

“Lahan seluas 5 Ha sisi Penajam itu akan digunakan untuk membangun museum jembatan, tempat wisata serta rest area untuk parkir kendaraan dan tempat beristirahat para pengguna jalan,”pungkasnya.(nav/nk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses